Senin, 20 Juni 2011

Membaca Pikiran Wanita

Wanita Pembohong


Bagaimanakah cara kita membaca dan menganalisis isi hati wanita?  apakah ia berbohong atau tidak? ini sangat bermanfaat bagi yang lagi jatuh cinta, atau lagi ada rasa curiga dengan pasangannya.  Pengalaman ini akan saya abadikan disini agar semua temen-teman dapat membacanya dan tidak menjadi korban.   Tidak semua wanita itu suka berbohong laki-laki juga banyak yang suka berbohong, tapi kali ini saya akan membahas tentang wanita untuk sesi cowoknya nanti juga akan saya bongkar apa-apa saja sih sifat buruknya tinggal di tunggu saja, maafkan saya jika tulisan ini menyinggung hati cewek yang merasa seperti itu.  Tapi bagi yang tidak pernah berbohong dan apa adanya tenang-tenang saja karena yang salah tetap salah yang benar tetap benar dimata Tuhan.
        Kadang-kadang kita tidak mengerti apa yang diinginkan cewek, contohnya jika kita melihat cewek yang cantik, otomatis hati ini akan bergetar karena kecantikannya.  Tubuhnya tinggi rambutnya terurai indah dengan senyumannya yang manis bagaikan buah durian ( maaf maksud saya buah delima ).  Dia terlihat ramah senyum dan curi-curi pandang otomatis dalam hati kita, wah kayaknya ini cewek maulah dengan aku.   Tapi jangan salah bagi yang modal pas-pasan muka juga pas-pasan wajib berhati-hati karena bisa saja dia hanya mencari mangsa.  Hati-hati dengan cewek yang sifatnya seperti sifat ikan juara, yaitu ingus di santap, tokai di embat jangan-jangan jengkol pun dilahap juga.  Apa saja yang ingin ia raih kalo tampang kita pas-pasan?  Tentu saja ini dia :
    1.  Popularitas  menandakan kecantikannya diakui oleh orang lain
    2.  matre  mendapatkan kesenangan dari cowok yang punya banyak uang modal oke tapi muka ancur
    3.  Syndrome  ini sangat berbahaya karena dia cuma bersenang-senang dengan cowok
    4.  Benefit   dia dapat memanfaatkan cowok yang suka dengan dia (biadap)
    5.  Dendam  kemungkinan ia pernah disakiti cowok jadi dia hanya ingin balas dendam saja
        Ingat jangan sampai kita dipermainkan wanita, jangan sampai kita jadi target kelima hal di atas.  Jika kita tertarik dengan wanita contohnya kita bertemu disuatu tempat dan berkenalan dia baik dan ramah seperti ada harapanlah untuk kita, kita jangan langsung main vonis "Eh si dewi atau si sinta itu suka dengan aku kayaknya dia maulah jadi teman dekatku".  Jangan sekali-kali kita lengah dengan keramahannya, perhatiannya jika dia punya paras yang cantik.  Coba tanya boleh tidak aku main kerumah kamu? jika dia bilang boleh itu sudah menandakan dia welcome tapi ingat jangan sampai dia menambahkan, kamu boleh kok main ke rumahku tapi tunggu aku sms yah baru kamu datang kerumah aku.  Nah kalimat itu harus digaris bawahi dan di miring kan,jangan main percaya saja, dan ingat cowok lebih pintar dari cewek ( tidak semua tapi kebanyakan cowok yang agak oon ).  Kita coba malam berikutnya jika ia bilang sedang keluar kota ini kesempatan untuk kita untuk menganalisisnya, kita suruh teman kita telpon dia dengan nama samaran dan memancing dengan pertanyaan apakah dia keluar kota atau dirumah.  Jika ia jawab tanpa rasa curiga dan teman kita pun ia laden itu udah menandakan cewek ini pembohong, apa lagi ketika di tanya tadi kemana aja dan sekarang ada dimana ia jawab tadi beli obat kepasar dan sekarang ada dirumah.  berati dia tipe pembohong dan kita yang sedang kasmaran berhak melupakannya dan cepat menjauh, mau jadi korban popularitas cewek? atau jadi korban matre nya? bagi laki-laki pintar dan normal pasti tidak mau kan? Bagi yang otaknya lemot lanjutkan saja.
        Jadi ingat hati-hatilah dengan ciri-ciri cewek seperti ini :
    1.  Berwajah cantik
    2.  Senyumnya manis menggiurkan
    3.  Tubuh semampai tinggi
    4.  Pernah jadi model atau sejenisnya
    5.  Kalau nerima telpon dari cowok-cowok cepat diangkat dan memberi harapan
    6.  Kalau dirumah selalu pakai celana ketat dan pendek paha nampak
    7.  Banyak alasan dan bodoh ( lagi di analisis gak sadar)
        Untuk sementara itu saja yang bisa dituliskan menunggu penelitian lebih lanjut, jika ingin berkonsultasi hubungi saja penulis web ini semoga kita dijauhkan dari wanita yang seperti ini, semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi bangsa cowok, untuk para wanita sebagai koreksi saja apa lagi yang merasa cepat-cepat sadar.  Jika mau berbohong pintar-pintar dulu jangan membohongi cowok yang pintar cari yang agak lemot sedikit.

Penulis :  Marga Adi Seno Saputra

Kurva Titrasi Redoks

Kurva Titrasi Redoks

Sebelum kita belajar untuk menggambar kurva titrasi redoks maka kita harus mempelajari terlebih dahulu bagaimana mencari konstanta kesetimbangan reaksi redoks. Konstanta tersebut dapat dipakai untuk mencari konsentrasi spesies yang terlibat dalam reaksi redoks pada saat titik equivalent terjadi. Potensial sel akan benilai “nol” pada saat kesetimbangan tercapai atau dengan kata lain penjumlahan potensial setengah reaksi reduksi dan setengah reaksi oksidasi akan sama dengan “nol”, dengan demikian persamaan Nernst untuk keduanya dapat disamakan.
Persamaan Nernst untuk reaksi  aOks  + ne  -> bRed dapat dinyatakan sebagai berikut:
E = Eo – 2.3026RT/nF log [red]b/[Oks]a
Pada 25 C nilai 2.3026RT/F adalah 0.05916/n sehingga persamaan diatas dapat ditulis lagi menjadi:
E = Eo – 0.05916/n log [red]b/[Oks]a
Pada saat reaksi redoks mencapai kesetimbangan maka nila Ered akan sama dengan nilai Eoks. Sedangkan hubungan antara energi bebas dengan konstanta kesetimbangannya adalah sebagai berikut
?Go = -RT ln K atau ?Go=-nFEo
-RT ln K = -nFE
Eo = RT/nF ln K
Secara umum potensial larutan pada titik ekuivalen dapat dicari dengan persamaan berikut :
E =  (n1Eo1 + n2Eo2) / n1+n2
Dengan syarat reaksi tidak melibatkan ion poliatomik seperti CrO42- dan tidak melibatkan ion hydrogen. Indeks 1 untuk setengah reaksi oksidasi dan 2 untuk setengah reaksi reduksi.
Kurva titrasi dibuat dengan mengeplotkan potensial larutan terhadap volume larutan titrant yang ditambahkan (modifikasi alat dapat dilihat pada gambar) dimana 1 merupakan elektroda untuk mengukur potensial atau dapat berupa pH meter, dan 2 merupakan alat untuk tempat titrant. Setelah titrant ditambahkan maka larutan diaduk dengan stir magnetic agar reaksi berjalan merata dan cepat.
Berikut kurva titrasi antara larutan Besi(II)amonium sulfat dengan 0.02 M kalium permanganat (analit dibuat dari 95 mL Besi(II)amonium sulfat kira-kira 0.02 M ditambah dengan 5 mL asam sulfat pekat.
kurva titrasi redoks
Dari gambar diketahui bahwa titik akhir titrasi diperoleh pada saat penambahan KMnO4 sebanyak 20.4 mL.
Maka mmol KMnO4 = 0.02 M x 20.4 mL = 0.408 mmol
Mmol Besi(II) = 5 x 0.408 = 0.00204 mol
[Fe2+] = 0.00204 mol/0.1 L = 0.0204 M

http://kimiaanalisa.web.id/kurva-titrasi-redoks/

Iodimetri

Iodimetri merupakan titrasi redoks yang melibatkan titrasi langsung I2 dengan suatu agen pereduksi. I2 merupakan oksidator yang bersifat moderat, maka jumlah zat yang dapat ditentukan secara iodimetri sangat terbatas, beberapa contoh zat yang sering ditentukan secara iodimetri adalah H2S, ion sulfite, Sn2+, As3+ atau N2H4. Akan tetapi karena sifatnya yang moderat ini maka titrasi dengan I2 bersifat lebih selektif dibandingkan dengan titrasi yang menggunakan titrant oksidator kuat. Pada umumnya larutan I2 distandarisasi dengan menggunakan standar primer As2O3, As2O3 dilarutkan dalam natrium hidroksida dan kemudian dinetralkan dengan penambahan asam. Disebabkan kelarutan iodine dalam air nilainya kecil maka larutan I2 dibuat dengan melarutkan I2 dalam larutan KI, dengan demikian dalam keadaan sebenarnya yang dipakai untuk titrasi adalah larutan I3-.
I2 + I-  -> I3-
Titrasi iodimetri dilakukan dalam keadaan netral atau dalam kisaran asam lemah sampai basa lemah. Pada pH tinggi (basa kuat) maka iodine dapat mengalami reaksi disproporsionasi menjadi hipoiodat.
I2 + 2OH-  <-> IO3-  +  I-  + H2O
Sedangkan pada keadaan asam kuat maka amilum yang dipakai sebagai indicator akan terhidrolisis, selain itu pada keadaan ini iodide (I-) yang dihasilkan dapat diubah menjadi I2 dengan adanya O2 dari udara bebas, reaksi ini melibatkan H+ dari asam.
4I- + O2 + 4H+  -> 2I2 + 2H2O
Titrasi dilakukan dengan menggunakan amilum sebagai indicator dimana titik akhir titrasi diketahui dengan terjadinya kompleks amilum-I2 yang berwarna biru tua. Beberapa reaksi penentuan denga iodimetri ditulis dalam reaksi berikut:
H2S + I2 -> S + 2I- + 2H+
SO32- + I2 + H2O -> SO42- + 2I- + 2H+
Sn2+  + I2  -> Sn4+ + 2I-
H2AsO3 + I2 + H2O -> HAsO42- + 2I- + 3H+


 http://kimiaanalisa.web.id/iodimetri/

Iodometri

Pada titrasi iodometri, analit yang dipakai adalah oksidator yang dapat bereaksi dengan I- (iodide) untuk menghasilkan I2, I2 yang terbentuk secara kuantitatif dapat dititrasi dengan larutan tiosulfat. Dari pengertian diatas maka titrasi iodometri adalah dapat dikategorikan sebagai titrasi kembali. Iodida adalah reduktor lemah dan dengan mudah akan teroksidasi jika direaksikan dengan oksidator kuat. Iodida tidak dipakai sebagai titrant hal ini disebabkan karena factor kecepatan reaksi dan kurangnya jenis indicator yang dapat dipakai untuk iodide. Oleh sebab itu titrasi kembali merubakan proses titrasi yang sangat baik untuk titrasi yang melibatkan iodide. Senyawaan iodide umumnya KI ditambahkan secara berlebih pada larutan oksidator sehingga terbentuk I2. I2 yang terbentuk adalah equivalent dengan jumlah oksidator yang akan ditentukan. Jumlah I2 ditentukan dengan menitrasi I2 dengan larutan standar tiosulfat (umumnya yang dipakai adalah Na2S2O3) dengan indicator amilum jadi perubahan warnanya dari biru tua kompleks amilum-I2 sampai warna ini tepat hilang.
Reaksi yang terjadi pada titrasi iodometri untuk penentuan iodat adalah sebagai berikut:
IO3-  + 5 I-  + 6H+  -> 3I2  + H2O
I2 + 2 S2O32-  -> 2I- + S4O62-
Setiap mmol IO3- akan menghasilkan 3 mmol I2 dan 3 mmol I2 ini akan tepat bereaksi dengan 6 mmol S2O32- (ingat 1 mmol I2 tepat bereaksi dengan 2 mmol S2O32-) sehingga mmol IO3- ditentukan atau setara dngan 1/6 mmol S2O32-.
Mengapa kita menitrasi langsung antara tiosulfat dengan analit? Beberapa alasan yang dapat dijabarkan adalah karena analit yang bersifat sebagai oksidator dapat mengoksidasi tiosulfat menjadi senyawaan yang bilangan oksidasinya lebih tinggi dari tetrationat dan umumnya reaksi ini tidak stoikiometri. Alasa kedua adalah tiosulfat dapat membentuk ion kompleks dengan beberapa ion logam seperti Besi(II).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan titrasi Iodometri adalah sebagai berikut:
Penambahan amilum sebaiknya dilakukan saat menjelang akhir titrasi, dimana hal ini ditandai dengan warna larutan menjadi kuning muda (dari oranye sampai coklat  akibat terdapatnya I2 dalam jumlah banyak), alasannya kompleks amilum-I2 terdisosiasi sangat lambat akibatnya maka banyak I2 yang akan terabsorbsi oleh amilum jika amilum ditambahkan pada awal titrasi, alasan kedua adalah biasanya iodometri dilakukan pada media asam kuat sehingga akan menghindari terjadinya hidrolisis amilum
Titrasi harus dilakukan dengan cepat untuk meminimalisasi terjadinya oksidasi iodide oleh udara bebas. Pengocokan pada saat melakukan titrasi iodometri sangat diwajibkan untuk menghindari penumpukan tiosulfat pada area tertentu, penumpukkan konsentrasi tiosulfat dapat menyebabkan terjadinya dekomposisi tiosulfat untuk menghasilkan belerang. Terbentuknya reaksi ini dapat diamati dengan adanya belerang dan larutan menjadi bersifat koloid (tampak keruh oleh kehadiran S).
S2O32-  +  2H+  -> H2SO3 + S
Pastikan jumlah iodide yang ditambahkan adalah berlebih sehingga semua analit tereduksi dengan demikian titrasi akan menjadi akurat. Kelebihan iodide tidak akan mengganggu jalannya titrasi redoks akan tetapi jika titrasi tidak dilakukan dengan segera maka I- dapat teroksidasi oleh udara menjadi I2.
Bagaimana menstandarisasi larutan tiosulfat?
Tiosulfat yang dipakai dalam titrasi iodometri dapat distandarisasi dengan menggunakan senyawa oksidator  yang memiliki kemurnian tinggi (analytical grade) seperti K2Cr2O7, KIO3, KBrO3, atau senyawaan tembaga(II).
Bila digunakan Cu(II) maka pH harus dibuffer pada pH 3 dan dipakai tiosianat untuk masking agent, KSCN ditambahkan pada waktu mendektitik akhir titrasi dengan tujuan untuk menggantikan I2 yang teradsorbsi oleh CuI. Bila pH yang digunakan tinggi maka tembaga(II) akan terhidrolisis dan akan terbentuk hidroksidanya. Jika keasaman larutan sangat tinggi maka cenderung terjadi reaksi I- sebagai akibat adanya Cu(II) dalam larutan yang megkatalis reaksi tersebut.
Beberapa contoh reaksi iodometri adalah sebagai berikut
2MnO4-  + 10 I- + 16 H+  <-> 2Mn2+  + 5 I2 + 8H2O
Cr2O72- + 6I- <-> 14 H+  <-> 2Cr3+  + 3 I2 + 7H2O
2Fe3+  +  2I-  <-> 2Fe2+  + I2
2 Ce4+  + 2I-  <-> 2Ce3+ + I2
Br2  + 2I-  <-> 2Br-  + I2

http://kimiaanalisa.web.id/115/


Kamis, 16 Juni 2011

pencegahan penyakit anthrax

Tindakan-tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Hewan-hewan yang menderita Anthrax harus diasingkan sedemikian rupa sehingga tidak dapat kontak dengan hewan-hewan lain. Pengasingan tersebut sedapat mungkin dikandang atau ditempat di mana hewan tersebut didapati sakit. Di dekat tempat itu digali lubang sedalam 2-2 ¾Âmeter, untuk menampung sisa makanan dan tinja dari kandang hewan yang sakit.
b. Setelah penderita mati, sembuh atau setelah lubang itu terisi sampai 60 cm, lubang itu dipenuhi dengan tanah yang segar.
c. Dilarang menyembelih hewan-hewan yang sakit.
d. Hewan-hewan tersangka tidak boleh meninggalkan halaman di mana ia berdiam sedangkan hewan-hewan yang lain tidak boleh dibawa ke tempat itu.
e. Jika diantara hewan-hewan yang tersangka tersebut timbul gejala-gejala penyakit, maka hewan-hewan yang tersangka tersebut timbul gejala-gejala penyakit, maka hewan-hewan yang sakit tersebut diasingkan menurut cara seperti ditentukan di dalam a.
f. Jika diantara hewan-hewan yang tersangka dalam waktu 14 hari tidak ada yang sakit, hewan-hewan tersebut dibebaskan kembali.
g. Di pintu-pintu yang menuju halaman, dimana hewan-hewan yang sakit atau tersangka sakit diasingkan dipasang papan bertuliskan űenyakit Hewan Menular Anthrax¡¦disertai nama penyakit yang dimengerti daerah itu.
h. Bangkai hewan yang mati karena Anthrax harus segera dibinasakan dengan dibakar habis atau dikubur dalam-dalam.
i. Setelah penderita mati atau sembuh kandang dan semua perlengkapan yang tercemar harus dihapus hamakan.
j. Kandang dari bambu atau alang-alang dan semua alat-alat yang tidak dapat didesinfeksi, harus dibakar.
k. Dalam suatu daerah, penyakit dianggap telah berlalu setelah lewat masa 14 hari sejak matinya atau sembuhnya penderita terakhir.
l. Untuk mencegah perluasan penyakit melalui serangga, dipakai obat-obat pembunuh serangga.
m. Hewan yang mati karena Anthrax dicegah agar tidak dimakan oleh hewan pemakan bangkai.
n. Tindakan sanitasi umum terhadap orang yang kontak dengan hewan penderita penyakit dan untuk mencegah perluasan penyakit.

Anthrax bentuk perakut gejala penyakit sangat mendadak dan segera terjadi kematian karena ada pendarahan otak. Gejala tersebut berupa sesak nafas, gemetar, kemudian hewan rebah. Pada beberapa kasus menunjukkan gejala kejang. Pada sapi, domba dan kambing, mungkin terjadi kematian tanpa menunjukkan gejala-gejala penyakit sebelumnya.
Anthrax bentuk akut pada sapi, kuda dan domba, gejala-gejala penyakitnya mula-mula demam, penderita gelisa, kemudian depresi, sopor, pernafasan susah, detak jantung frekuen dan lemah, kejang dan penderita segera mati. Selama penyakit berlangsung, demamnya dapat mencapai 41,5 0C, ruminasi berhenti, produksi susu berkurang, pada ternak yang sedang bunting mungkin terjadi keguguran. Dari lubang-lubang kumlah mungkin keluar ekskreta berdarah. Gejala Anthrax akut pada kuda dapat berupa demam, kedinginan, kolik yang berat, tidak ada nafsu makan, depresi hebat, otot-otot lemah, mencret berdarah, bengkak di daerah leher, dada, perut bagian bawah dan dibagian kelamin luar.
Anthrax bentuk kronis biasanya terdapat pada babi, tetapi kadang-kadang juga terdapat pada sapi, kuda dan anjing dengan lesi-lesi lokal yang terbatas pada lidah dan tenggorokan. Pada satu kelompok babi yang mendapat infeksi, beberapa babi diantaranya mungkin mati karena Anthrax akut tanpa menunjukkan gejala penyakit sebelumnya. Beberapa babi yang lain menunjukkan pembengkakan yang cepat pada tenggorokan, yang pada beberapa kasus menyebabkan kematian karena lemas. Kebanyakan babi didalam kelompok tersebut menderita Anthrax kronis yang ringan, yang berangsur-angsur akan sembuh. Bila babi tersebut disembelih, pada kelanjar limfa servikal dan tonsil terdapat infeksi Anthrax.
Anthrax kutan ditandai dengan pembengkakan di macam-macam tempat di bagian tubuh. Terdapat pada sapi dan kuda, bila luka-luka atau lecet-lecet kulit dicemari oleh kuman Anthrax.
Gambaran klinik sebagai tersebut di atas berbeda-beda, bergantung pada perluasan penyakit dan jenis hewan yang terkena.
  • Pada kuda Anthrax biasanya menyebabkan kolik, mungkin karena torsil intestinal atau invaginasi, tidak disertai akumulasi tinja dan gas. Sering juga disertai busung di daerah leher, dada, bahu dan pharynx. Busung tersebut berbeda dengan pembengkakan yang disebabkan oleh purpura hemorrhagica, karena perkembangannya cepat, ada rasa nyeri, demam tinggi dan perbedaan lokalisasinya. Gejala gelisah jarang terdapat tetapi selalu mengalami sesak nafas dan kebiruan. Penyakit tersebut biasanya berakhir 8-36 jam, atau kadang-kadang sampai 3-8 hari. 

  • Pada sapi, gejala-gejala permulaan kurang jelas kecuali demam tinggi sampai 42 oC. biasanya sapi-sapi tersebut terus digembalakan atau dikerjakan. Dalam keadaan serupa itu sapi dapat mendadak mati dikandang, dipadang gembalaan atau saat sedang dipekerjakan. 
Penyakit ini ditandai dengan gelisah, waktu sedang menguyah menanduk benda-benda keras, kemudian dapat diikuti oleh gejala-gejala penyakit umum seperti hewan menjadi lemah, panas, tubuh tidak merata, paha gemetar, rasa nyeri meliputi pinggang, perut atau seluruh badan. Nafsu makan tidak ada. Sekresi susu dan ruminasi berhenti. Perut agak kembung. Pada puncak penyakit darah keluar melalui dubur, mulut lubang hidung dan kemihnya bercampur darah. Pada beberapa kasus terdapat bungkul-bungkul keras berisi cairan jernih atau nanah, pada selaput lendir mulut terdapat bercak-bercak, lidah bengkak dan kebiruan, serta ludah keluar dari mulut. Kadang-kadang terdapat Anthrax pharyngeal primer.
Gejala-gejala umum Anthrax berupa pembengkakan didaerah leher, dada, sisi lambung, pinggang, dan alat kelamin luar. Pembengkakan tersebut berkembang dengan cepat dan meluas, bila diraba-raba panas, konsistensinya lembik atau keras, sedang kulit didaerah tersebet normal atau terdapat luka yang mengeluarkan eksudat cair yang berwarna kuning muda. Pembengkakan pada leher sering melanjut menyebabkan pharyngtis dan busung glottis, menyebabkan sesak nafas yang memberatkan penyakit. Pada selaput lendir rektum terdapat pembengkakan berupa bungkul-bungkul. Pembengkakan serupa itu juga dapat terjadi karena infeksi pada waktu eksplorasi rektal atau pengosongan isi usus.
Pada beberapa kasus terjadi buang air sukar dan nyeri, tinja bercampur darah, yang berwarna merah hitam dan jaringan nekrotik yang mengelupas. Kadang-kadang terdapat penyembulan rektum. Daerah perineum bengkak. Selaput lendir panas. Pada selaput lendir panas. Pada selaput lendir vagina sering terdapat busung gelatin.
Anthrax kulit primer maupun sekunder jarang terdapat. Penyakit ini biasanya berakhir setelah 10-36 jam, kadang-kadang sampai 2-5 hari.
Anthrax kronis dapat pula terjadi pada sapi yang berlangsung selama 2-3 bulan. Hewan-hewan yang menderita penyakit akan menjadi kurus dengan cepat.
  • Pada domba dan kambing, biasanya bentuk perakut dengan perubahan-perubahan apopleksi serebral, hewan-hewan yang terserang tiba-tiba pusing, berputar-putar, gigi gemetar dan mati hanya dalam beberapa menit setelah darah keluar dari lubang-lubang tubuh. Pada kasus yang kurang cepat, penyakit tersebut hanya berlangsung selama beberapa jam, dengan tanda-tanda : gelisah, berputar-putar, respirasi berat dan cepat, jantung berdebar-debar, tinja dan kemihnya berdarah. Ludah keluar dari mulut dan terjadi konvulsi. Busung dan enteritis jarang terdapat. 
  • Pada babi, gejala penyakitnya berupa demam dan pharyngtis dengan pembengkakan didaerah subparotidea dan larynx yang berlangsung cepat (Anthraxangana). Pembengkakan tersebut dapat meluas dari leher sampai dahi muka dan dada, menyebabkan kesulitan makan dan bernafas. Selaput lendir kebiruan, pada kulit terdapat noda-noda merah, mencret, disfagia, muntah dan sesak nafas menyebabkan hewan mati lemas.  Pada kasus tanpa pembengkakan leher, gejala penyakitnya mungkin hanya berupa lemah, tidak ada nafsu makan dan menyedirikan. Pada Anthrax lokal atau kronis, hewannya sering tampak normal. 
  • Pada anjing dan pemakan daging ( carnivora ) lainnya, gejala penyakit berupa gastroenteritis dan pharyngitis, tetapi kadang-kadang hanya demam. Setelah makan daging yang mengandung kuman Anthrax, bibir dan lidah menjadi bengkak, atau timbul bungkul-bungkul pada rahang atas. Kadang-kadang dapat terjadi infeksi umum melalui erosi pada selaput lendir kerongkongan. 
  • Pada manusia, sering ditemukan bentuk ( kutan ) serangannya bersifat lokal, dapat juga disebut Anthrax lokal. Pada luka tersebut terjadi rasa nyeri, yang diikuti dengan pembentukan bungkul merah pucat ( karbongkel ) yang berkembang jadi kehitaman dengan cairan bening berwarna merah. Bila pecah akan meninggalkanjaringan nekrotik. Bungkul berikutnya muncul berdekatan. Jaringan sekitarnya tegang, bengkak dengan warna merah tua pada kulit sekitarnya. Bila dalam waktu bersamaan gejala demam muncul, infeksi menjadi umum ( generalis ) dan pasien mati karena septisemi. 
Bentuk usus ( intestinal ) sering disertai haemoragik, kenyerian yang sangat didaerah peryt, muntah-muntah, kaku dan berakhir dengan kolaps dan mati.
Pada bentuk infeksi lewat pernafasan, terjadi pleuritis dan broncho-pneumoni.
Bentuk gabungan juga bisa terjadi. Setelah infeksi usus kemudian muncul kebengkakan bersifat busung di bagian tubuh yang lain.

Bacillus anthracis

Antraks, Sinonim ; Anthraks, Anthrax,Antrax, Radang Limpa
Antraks adalah suatu penyakit akut disertai demam yang ditandai dengan bakteriemia yang bersifat terminal pada kebanyakan spesies hewan. Antraks merupakan penyakit yang disebabkan oleh bacillus anthracis, bersifat zoonosis yang berarti dapat ditularkan pada manusia.
Jenis Antraks
Penyakit yang ditimbulkan oleh Bacillus anthracis yaitu anthraks kulit, antraks saluran pencernaan, antraks saluran pernapasan, dan dapat sampai ke otak yang disebut antraks otak atau meningitis. Antraks kulit terjadi karena disebabkan infeksi pada kulit sehingga spora Bacillus anthracis dapat masuk melalui kulit. Antraks saluran pencernaan yang disebabkan karena spora Bacillus anthracis yang tebawa oleh makanan yang telah terinfeksi dan sampai ke saluran pencernaan. Antraks saluran pencernaan yang disebabkan karena spora Bacillus anthracis yang terhirup.
Siklus Hidup
Bacillus antracis mempunyai dua bentuk siklus hidup, yaitu fase vegetatif dan fase spora
Fase Vegetatif
Berbentuk batang, berukuran panjang 1-8 mikrometer, lebar 1-1,5 mikrometer. Jika spora antraks memasuki tubuh inang (manusia atau hewan memamah biak) atau keadaan lingkungan yang memungkinkan spora segera berubah menjadi bentuk vegetatif, kemudian memasuki fase berkembang biak. Sebelum inangnya mati, sejumlah besar bentuk vegetatif bakteri antraks memenuhi darah. Bentuk vegetatif biasa keluar dari dalam tubuh melalui pendarahan di hidung, mulut, anus, atau pendarahan lainnya. Ketika inangnya mati dan oksigen tidak tersedia lagi di darah bentuk vegetatif itu memasuki fase tertidur (dorman/tidak aktif). Jika kemudian dalam fase tertidur itu terjadi kontak dengan oksigen di udara bebas, bakteri antraks membentuk spora (prosesnya disebut sporulasi). Pada fase ini juga dikaitkan dengan penyebaran antraks melalui serangga, yang akan membawa bakteri dari satu inang ke inang lainnya sehingga terjadi penularan antraks kulit, akan tetapi hal tersebut masih harus diteliti lebih lanjut.
Fase Spora
Berbentuk seperti bola golf, berukuran 1-1,5 mikrometer. Selama fase ini bakteri dalam keadaan tidak aktif (dorman), menunggu hingga dapat berubah kembali menjadi bentuk vegetatif dan memasuki inangnya. Hal ini dapat terjadi karena daya tahan spora antraks yang tinggi untuk melewati kondisi tak ramah--termasuk panas, radiasi ultraviolet dan ionisasi, tekanan tinggi, dan sterilisasi dengan senyawa kimia. Hal itu terjadi ketika spora menempel pada kulit inang yang terluka, termakan, atau--karena ukurannya yang sangat kecil--terhirup. Begitu spora antraks memasuki tubuh inang, spora itu berubah ke bentuk vegetatif.
Penularan Antraks
Pada hewan, yang menjadi tempat masuknya kuman adalah mulut dan saluran cerna. Sumber utama infeksi adalah tanah dan air.dalam beberapa kejadian penyakit terbukti bahwa bahan pakan yang tercemar oleh spora dan kuman, terutama tepung tulang yang ditambahkan ke dalam ransum menyebabkan terjadinya wabah antraks. Pada kebanyakan kasus antraks terjadi pada waktu ternak digembalakandi padang rumput. Padang rumput yang baru saja menerima air berlebihan dari daerah lain merupakan padang penggembalaan yang berbahaya.
Adapun pada manusia penularan penyakit antraks seringnya melalui hal-hal sebagai berikut :
Kontak langsung dengan bibit penyakit yang ada di tanah/rumput, hewan yang sakit, maupun bahan-bahan yang berasal dari hewan yang sakit  seperti kulit, daging, tulang dan darah.
Bibit penyakit terhirup orang yang mengerjakan bulu hewan (domba dll) pada waktu mensortir. Penyakit dapat ditularkan melalui pernapasan bila seseorang menghirup spora Antraks.
Memakan daging hewan yang sakit atau produk asal hewan seperti dendeng, abon dll
Patogenesis Antraks
Kebanyakan infeksi terjadi melalui selaput lendir, selanjutnya kuman akan memasuki cairan limfe dan kemudian berakhir di dalam darah. Bakteriemia yang terjadi berlangsung dengan hebatnya dan di dalam darah perifer dapat ditemukan banyak sekali kuman sebanyak kurang lebih 1 milyar sel kuman dalam tiap milliliter darah (Keppie, 1955)
Basil menyebar melalui saluran getah bening ke dalam aliran darah, kemudian menuju ke jaringan, terjadilah sepsis yang dapat berakibat kematian.
Pada antraks inhalasi, spora Bacillus anthracis dari debu wol, rambut atau kulit terhirup, terfagosit di paru-paru, kemudian menuju ke limfe mediastinum dimana terjadi germinasi, diikuti dengan produksi toksin dan menimbulkan mediastinum haemorrhagic dan sepsis yang berakibat fatal.

Mekanisme Infeksi
Bakteri antraks masuk ke dalam tubuh dalam bentuk spora, spora kemudian diserang oleh sistem kekebalan tubuh, dalam sistem kekebalan tubuh, spora aktif dan mulai berkembang biak dan menghasilkan dua buah racun, yaitu : Edema Toxin meupakan racun yang menyebabkan makrofag tidak dapat melakukan fagositosis pada bakteri dan Lethal Toxin merupakan racun yang memaksa makrofag mensekresikan TNF-alpha dan interleukin-1-beta yang menyebabkan septic shock dan akhirnya kematian, selain itu racun ini dapat menyebabkan bocornya pembuluh darah. Racun yang dihasilkan oleh Bacillus anthracis mengandung 3 macam protein, yaitu : antigen pelindung, faktor edema, dan faktor mematikan. Racun memasuki sel tubuh saat antigen pelindung berikatan dengan faktor edema dan faktor mematikan membentuk kompleks, kompleks lalu berikatan dengan reseptor dan diendositosis. Di dalam sel faktor edema dan faktor mematikan lepas dari endositosis.
Gejala Klinis
Pada penyakit yang berlangsung perakut domba dan sapi banyak yang mengalami kematian dalam waktu singkat. Proses yang berlangsung perakut tersebut biasanya ditandai dengan gejala klinis berupa hewan tiba-tiba menjadi lemah secara mendadak, demam, sesak nafas dapat juga disertai kekejangan dan keluarnya darah dari lubang-lubang tubuh. Kematian berlangsung dalam beberapa menit sampai beberapa hari. Beberapa penderita dapat pula mengalami keluron dan mungkin akan mengalami pembengkakan oedematous yang lunak dan panas pada jaringan di bawah kulit, terutama pada bagian bawah perut dan pinggang. Lesi tersebut tidak menghasilkan suara krepitasi pada saat dilakukan palpasi, hal ini disebabkan karena bacillus anthracis tidak membentuk gas. Pada beberapa kasus juga ditemukan adanya tinja berdarah.
Kejadian antraks pada kuda juga memiliki gejala klinis sebagaimana disebutkan. Hewan biasanya juga menunjukkan gejala klinis seperti kolik. Kematian dapat terjadi sehari ataupun lebih lama bila dibandingkan dengan penyakit pada ruminansia.
Pada Babi, penyakit biasanya berlangsung lebih ringan dan berbentuk sebagai faringitis dan bersifat subakut. Septisemia tidak ditemukan pada babi Radang yang terdapat pada kelenjar limferegional yang bersifat septic akan menghilang secara spontan, meskipun tidak ada pemberian antibiotika.

Terapi
Banyak hewan terserang antraks ditemukan mati atau dalam keadaan sekarat. Apabila seekor hewan diketahui sakit, maka pengobatan dengan antibiotika akan membuahkan hasil. Pengobatan dengan penisilin dan streptomisin dalam dosis tinggi yang diberikan 2 kali sehari selama beberapa hari biasanya akan memberikan hasil yang baik. Demikian pula dengan pemberian tetrasiklin yang telah terbukti efektif untuk mengobati antraks. Sebenarnya Antiserum antraks dapat juga digunakan, namun yang menjadi kendala adalah harganya yang mahal. Penggunaan antiserum tersebut pada waktu ini sudah sangat terbatas.
Pengendalian
Dalam suatu wabah antraks mungkin dibenarkan untuk memindahkan hewan-hewan dari padang penggembalaan ke kandang terpisah untuk dilaukan pemeriksaan secara teliti sehari-hari. Riwayat tentang vaksin antraks merupakan riwayat yang panjang dan meliputi bakteri yang aman, namun kurang memberikan perlindungan, sampai vaksin-vaksin yang efektif namun berbahaya. Vaksin yang sekarang banyak digunakan dalah vaksin spora avirulen dari Stern yang memiliki keamanan dan efektivitas tinggi. Vaksin tersebut dipersiapkan dari bakteri antraks yang tidak memiliki selubung. Vaksin teersebut merupakan vaksin hidup, sehingga pada pemberiannya tidak boleh dikombinasikan dengan pemberian antibiotika. Di daerah yang biasa terjadi penyakit antraks vaksinasi tahunan perlu diberikan.
.

Selasa, 14 Juni 2011

cara membuat blogger

1. Yang harus kamu siapkan dan wajib sebelum membuat atau bikin blog di blogspot (blogger) adalah memiliki email terlebih dahulu. email ini nantinya digunakan untuk mendaftar pertama kali. jika belum bisa atau belum membuat email baca di sini (klik di sini), disitu sudah saya bahas tentang langkah membuat email. Tenang saja tidak usah terburu-buru. Baca dulu panduan ini sampai habis, kemudian baru dipraktekkan. oke

2. Jika sudah membuat email, bukalah alamat www.blogger.com, dan kemudian klik gambar panah orange yang bertuliskan CIPTAKAN BLOG ANDA

3. Pada kolom alamat email : masukan email kamu
ketik ulang alamat email : masukan lagi email yang sama seperti diatas

masukan sebuah password : isiakan kanta kunci (minimal 8 karakter, bisa huruf bisa angka)
ketikan ulang sandi : masukan lagi paswod yang telah kamu masukan sama dengan yang di atas

Nama tampilan : isi nama kamu atau nama alias kamu (ini akan tampil bersamaa dengan posting, artikel yang kamu buat)

verifikasi : masukkan gambar kata yang terdapat di atas kolom.

pada gambar di atas sudah saya sertakan contoh pengisiannya

jika sudah diisi semua lalu klik gambar panah orange (lanjutkan)

4. Isilah Judul Blog sesuai dengan keinginannmu
isi juga alamat blog sesuai dengan keinginanmu juga, jika alamatmu menggunakan 2 kata atau lebih. pisahlah dengan tanda titik ( . ) atau tanda ( - ). karena tidak bisa menggunakan spasi.

contoh pengisiannya seperti gambar ini

terkadang alamat blog yang kita tulis sudah pakai oleh orang lain, jika sudah dipakai orang lain berati tidak bisa digunakan. Untuk mengetahui sudah dipakai orang lain atau belum Klik saja link “cek ketersediaan” jika belum dipakai orang lain, maka di bawahnya akan muncul tulisan warna hijau yang bertuliskan Alamat blog ini tersedia

jika sudah klik tombol lanjutkan

5. Setelah kamu klik tombol lanjutkan..
akan muncul jendela disain template. untuk memilih tinggal klik salah satu. kemudian menu klik lanjutkan
dengan begitu kamu telah selesai membuat suatu blog…. sekarang tinggal mengisi dengan artikel kamu saja..

6. okelah langsung saja kita belajar mengisi artikel… Kliklah tombol panah Mulai Blogging, Kolom judul untuk judul artikel dalam kolom yang lebar di bawahnya itu untuk menulis artikel kamu
dan label untuk mengisi jenis kategory artikel.

jika sudah diisi semua kemudian tekan menu MEMPUBLIKASIKAN POSTING
jika muncul tombol LIHAT ENTRY maka kamu telah berhasil membuat satu artikel, untuk melihatnya klik tombol Lihat Blog.handvy.blogspot.com

TUTORIAL

1. Yang harus kamu siapkan dan wajib sebelum membuat atau bikin blog di blogspot (blogger) adalah memiliki email terlebih dahulu. email ini nantinya digunakan untuk mendaftar pertama kali. jika belum bisa atau belum membuat email baca di sini (klik di sini), disitu sudah saya bahas tentang langkah membuat email. Tenang saja tidak usah terburu-buru. Baca dulu panduan ini sampai habis, kemudian baru dipraktekkan. oke

2. Jika sudah membuat email, bukalah alamat www.blogger.com, dan kemudian klik gambar panah orange yang bertuliskan CIPTAKAN BLOG ANDA

3. Pada kolom alamat email : masukan email kamu
ketik ulang alamat email : masukan lagi email yang sama seperti diatas

masukan sebuah password : isiakan kanta kunci (minimal 8 karakter, bisa huruf bisa angka)
ketikan ulang sandi : masukan lagi paswod yang telah kamu masukan sama dengan yang di atas

Nama tampilan : isi nama kamu atau nama alias kamu (ini akan tampil bersamaa dengan posting, artikel yang kamu buat)

verifikasi : masukkan gambar kata yang terdapat di atas kolom.

pada gambar di atas sudah saya sertakan contoh pengisiannya

jika sudah diisi semua lalu klik gambar panah orange (lanjutkan)

4. Isilah Judul Blog sesuai dengan keinginannmu
isi juga alamat blog sesuai dengan keinginanmu juga, jika alamatmu menggunakan 2 kata atau lebih. pisahlah dengan tanda titik ( . ) atau tanda ( - ). karena tidak bisa menggunakan spasi.

contoh pengisiannya seperti gambar ini

terkadang alamat blog yang kita tulis sudah pakai oleh orang lain, jika sudah dipakai orang lain berati tidak bisa digunakan. Untuk mengetahui sudah dipakai orang lain atau belum Klik saja link “cek ketersediaan” jika belum dipakai orang lain, maka di bawahnya akan muncul tulisan warna hijau yang bertuliskan Alamat blog ini tersedia

jika sudah klik tombol lanjutkan

5. Setelah kamu klik tombol lanjutkan..
akan muncul jendela disain template. untuk memilih tinggal klik salah satu. kemudian menu klik lanjutkan
dengan begitu kamu telah selesai membuat suatu blog…. sekarang tinggal mengisi dengan artikel kamu saja..

6. okelah langsung saja kita belajar mengisi artikel… Kliklah tombol panah Mulai Blogging, Kolom judul untuk judul artikel dalam kolom yang lebar di bawahnya itu untuk menulis artikel kamu
dan label untuk mengisi jenis kategory artikel.

jika sudah diisi semua kemudian tekan menu MEMPUBLIKASIKAN POSTING
jika muncul tombol LIHAT ENTRY maka kamu telah berhasil membuat satu artikel, untuk melihatnya klik tombol Lihat Blog

KOMPUTER

Intel® Atom™ Processor N550
(1M Cache, 1.50 GHz)

SPECIFICATIONS

Essentials
Status : Launched
Launch Date : Q3’ 2010
Processor Number : N550
Of Cores : 2
Of Threads : 4
Clock Speed : 1.5 MHZ
L2 Cache : 1 MB
DMI : 2.5 GT/S
Instruction Set : 64-bit
Instruction Set Extensions : SSE2, SSE3, SSSE3
Embedded Option Available : No
Lithography : 45 nm
Max TDP : 8.5 W
Recommended Channel Price : $86.00

Memory Specifications
Max Memory Size (dependent on memory type) : 2GB
Memory Types : DDR3
Of Memory Channels : 1

Graphics Specifications
Integrated Graphics : Yes
Graphics Base Frequency : 200 MHZ

Package Specifications
Package Size : 22mm x 22mm
Processing Die Size : 87 mm2
Of Processing Die Transistors : 176 millo
Acer Aspire One D255
Ada kabar gembira bagi pasar netbook, prosesor dual core Intel Atom pertama yakni Atom N550 muncul di kisaran kuartal ketiga 2010. Prosesor tersebut memiliki kecepatan 1.5 GHZ dengan L2 cache sebesar 1 MB (masing-masing 512KB L2 cache per core). Jadi, Internetan lebih lancar dan responsif dengan Processor Dual Core yang hemat daya ini.
Prosesor ini memang bukan prosesor dual core Atom pertama yang di pasang pada netbook. Sebagai informasi, Asus EeePC 1201N memiliki prosesor Atom 330 dual core. Akan tetapi, prosesor tersebut bukanlah prosesor yang di desain khusus untuk netbook, melainkan nettop.
Dari sisi konsumsi energy, tidak ada perbedaan signifikan. Sejumlah sumber menyebutkan, Atom N550 mengkonsumsi daya rata-rata hingga 8,5 watt. Meski masih sedikit lebih boros dibanding Atom 330 yang mengkonsumsi 8 watt, tetapi angka tersebut udah lebih baik jika mengingat prosesor masa kini memiliki fungsi chip northbridge yang terpasang pada prosesor.
Adalah Aspire One D255, netbook yang menggunakan teknologi baru Intel Atom N550 dengan prosesor Dual Core dalam berbagai warna dan corak serta gaya baru untuk menjawab kebutuhan konsumen akan gaya hidup dan mobilitas. Konsumen cukup dimanjakan dengan kehadiran Netbook Dual Core Aspire One D255 ini, karena hadirnya Acer D255 akan membawa era baru dalam dunia Netbook.
Tersedia dalam 5 pilihan warna yakni, Aquamarine Blue, Diamond Black, Ruby Red, Sandstone Brown, dan Seashell White, AOD 255 menggunakan layar 10,1 inci dengan resolusi 1024 x 600 piksel. Intel GMA 3150 dengan memori grafis 64 MB serta DDR3 1 GB tersedia di dalamnya. Berapakah harga Acer Aspire D255 Netbook Terbaru 2010 ini? Dengan mengeluarkan uang 3 atau 3.5 juta, kita sudah bisa mempunyai dan menggunakan Netbook ini. Netbook yang sudah beredar di pasaran ini tersedia dalam 2 versi, yang menggunakan system operasi windows 7 starter (dijual seharga 3.5 juta) serta versi yang menggunakan system operasi linux (dijual 3 juta). Keduanya diklaim mampu beroperasi selama 8 jam.
Spesifikasi Acer Aspire One D255 :
• Prosesor : Intel Atom N550 (1MB L2 Cache, 1.5 Ghz, 8 watt)
• Memori : Single channel DDR3 1GB
• Display : 10.1 inch, resolusi 1024 x 600 (WSVGA)
• Kartu Grafis : Intel 3150, dengan 64 MB Ram dedicated
• Hardisk : 160/250 GB
• Berat : 1.25 Kg (termasuk baterai 6 sel)
• Daya Tahan Baterai : 8 jam



Toshiba NB 520
Kecil-kecil cabe rawit mungkin ini yang diketengahkan oleh Toshiba. Memilliki tubuh mungil dan warna cerah, netbook BN520 ini menjadi pemenang seri-seri netbook mungil di kelasnya. Kenapa menjadi pemenang? Jawabnya simple. Sekalipun berukuran kecil dalm dimensi 262.0 x 190.0 x 16.6/35.5 mm, NB520 hadir dengan kualitas suara powerful dan bombastis dari Harman/Kardon stereo speaker 2 watt, yang memberikan volume dan kualitas suara yang tidak biasa dimiliki oleh Netbook pada umumnya.
Selain itu, Netbook yag tersedia dengan 5 variasi warna yang fresh (warm brown, joyful blue, striking lime green, daring sunlight copper, dan sophisticated turquoise), perangkat ringan ini (hanya 1.32Kg) juga didukung oleh prosesor Intel Atom N550 1.5GHz Processor, perangkat ini juga dilengkapi oleh 1GB DDR3 RAM & 250 GB Shock Resistant Hard Drive. Tak hanya itu saja kualitas unggulan dari Netbook yang dibanderol harga US$ 469 ini semakin mantab dengan tambahan fitur USB Sleep and Charger yang memunginkan penggunanya mengisi ulang baterai tanpa perlu menyalakan Netbook anda.

Spesifikasi Toshiba NB520 :
 Prosesor : Intel® AtomTM Processor N550 (1.5GHz, 1M L2 Cache, 667MHz FSB)
 Memori : 2048MB DDR3 1333MHz
 Display : 10.1”WSVGA Clear Super View TFT display, resolusi 1,024 x 600
 Graphics : Intel® GMA3150, up to 250 MB total available graphics memory with 1 GB system memory
 Hardisk : 320 GB (SATA) with shock absorbers
 Interfaces : 1 x USB 2.0 Sleep’n Charger, 3 x USB 2.0
 Sound System : Harman Karbon®stereo spekers, 16-bit Stereo with Intel®High Definition Audio Support
 Camera : Built-in Web Camera
 Berat : 1.32 Kg
 Baterai : 6-cell Lithium Ion


Samsung N150-JP0GIN
Samsung N150-JP0GIN Netbook Fetures : 10.1” inch display, Intel Atom N550 CPU, 1 GB RAM, 250GB Hard Disk, 6 Cell battery, Windows 7.
Samsung N150-JP0GIN Netbook Price in India : MRP Rs. 17,990/- Samsung N150-JP0GIN Netbook Specifications :
• CPU : Intel Atom N550 Dual Core Processor (1.50GHz)
• Chipset : Intel NM10
• Graphics : Int. Graphic
• RAM : 1 GB DDR3
• Hard Disk : 250GB
• Display Screen : 10.1” WSVGA




Dell Latitude 2120 Netbook
Dell Latitude 2120 Netbook Fetures : 10,1” inch display, Intel Atom N550 CPU, 2GB RAM, 250GB Hard Disk, 3 cell battery, windows 7 Dell Latitude 2120 Netbook Price in India : MPR Rs. 36,750/-
Dell 2120 Netbook Specifications :
 CPU : Intel Atom Processor N550 (1.50GHz, 1M Cache)
 Chipset : Intel NM10
 Graphics : Intel Garaphics Media Accelerator 3150
 RAM : 2GB DDR3
 Hard Disk : 250GB




Asus EeePc 1015PEM
CPU Intel Atom N550 (1M Cache, 1.50GHz) HDD/SSD 320GB RAM 2GB DDR3 1333MHz Web Cam Yes LCD 10.1” LED Glare (1024x600) OS DOS Battery 6 cell, 4400, Li-ion Bluetooth Yes ( BT3.0) WiFi 802.11b/g color Black, White, Pink. Warranty 1 years global warranty.

Senin, 13 Juni 2011

BATU GINJAL

BATU GINJAL
Terbentuknya batu ginjal
Dijelaskan dr. Rainy Umbas secara umum batu saluran kemih terbentuk karena adanya gangguan keseimbangan meliputi kekentalan urin, keasaman urin dan aliran darah pada system ginjal.
Kekentalan urin. Bila kekentalan urin semakin tinggi,resiko terbentuknya batu ginjal akan semakin besar.Ada beberapa factor yang menyebabkan terjadinya pengentalan urin, salah satunya adalah factor diet dan kurang banyak minum air putih.
Keasaman urin. Bila urin memiliki PH yang rendah(keasaman tinggi), semakin besar kemungkinan terbentuknya batu ginjal. Tingkat keasaman urin dipengaruhi oleh factor keseimbangan elektrolit tubuh. Keseimbangan yang menentukan tingkat keasaman urin yaitu keseimbangan antar garam dengan material lain dalam urin.
Aliran darah pada system saringan ginjal. Dalam proses penyaringan sebelum terbentuknya urin, darah melewati system saringan ginjal, kemudian melewati pembuluh-pembuluh kecil yang berkelok-kelok. Sehingga, kemungkinan besar terjadi perlambatan atau penghambatan aliran pada pembuluh kecil yang berkelok-kelok tersebut. Hal ini mengakibatkan kemungkinan terbentuknya Kristal semakin besar, apalagi bila terjadi
infeksi pada saluran kemih dan respon tubuh menahan air seni.
Aneka Jenis Batu
Batu ginjal terbagi menjadi 4 jenis, yaitu: batu kalsium, batu asam urat, batu sistin, dan batu sturuvit. Berdasarkan hasil penelitian medis, diketahui bahwa diantara pasien batu ginjal terbanyak adalah penderita batu ginjal kalsium, dengan proporsi pria lebih banyak menderita dibandingkan wanita.
Nyeri Luar Biasa
Batu ginjal bisa tanpa keluhan sama sekali dan keluar bersama urin,bila batunya masih sangat kecil. Namun, umumnya penderita akan merasa nyeri yang variasinya tergantung pada besar kecil dan letak batu. Batu di dalam kandung kemih, bisa menyebabkan nyeri diperut bagian bawah. Batu yang menyumbat saluran kemih, dapat menyebabkan nyeeri punggung atau nyeri kolik yang hebat. Nyeri kolik dapat menjalar kea lat kelamin, muncul mendadak, hilang timbul dan intensitasnya kuat. Nyeri ginjal ditandai dengan nyeri hebat yang hilang-timbul,biasanya didaerah antar tulang rusuk dan tulang pinggang, yang menjalar ke perut, daerah kemaluan dan paha sebelah dalam, serta berhubungan dengan mual muntah.
Selain nyeri, gejala lain yang mungkin timbul adalah hematuria atau urin berwarna seerti the, demam-menggil, mual- muntah dan terjadi infeksi. Penderita umumnya menjadi sering berkemih, terutama ketika batu melewati saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul diatas penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi.Jika penyumbatan berlangsung lama,air kemih akan mengalir balik ke saluran di dalam ginjal,menyebabkan penekanan yang akan menggelembungkan ginjal dan pada akhirnya bisa terjadi kerusakan ginjal. “ Akibatnya pada tingkat yang parah,terkadang ditemukan darah pada urine.”
BATU KALSIUM
Terbentuk dari kalsium dalam bentuk kalsium oksalat,kalsium karbonat atau kalsium fosfat. Indensitasnya hingga 70-80% dari semua kasus batu ginjal.Batu kalsium terjadi karena kadar kalsium yang tinggi, diakibatkan oleh peningkatan penyerapan kalsium atau karena pengaruh suatu penyakit lain.
BATU ASAM URAT
Terbentuk bila kadar asam urat tinggi dalam darah. Insidensinya sekitar 5-10% dari seluruh kasus batu ginjal. Batu asam urat lebih sering teerjadi pada wanita. Separuh dari penderita batu asam urat menderita gout. Batu asam urat umumnya berukuran kecil dan biasanya relatif lebih mudah keluar karena rapuh dan sukar larut dalam urine yang asam. Dalam urine, Kristal asam urat berwarna merah orange.

BATU SISTIN
Jenis ini jarang dijumpai. Insidensinya hanya sekitar 1-2% dari seluruh kasus batu ginjal. Batu sistin terutama disebabkan karena factor keturunan. Batu sistin mudah dikenali melalui warna kuning sperti jeruk dan berkilau karena mengandung sulfur.
BATU STRUVIT
Terbentuk akibat terjadinya infeksi saluran kemih, sehingga sering disebut sebagai batu infeksi. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan pemecah urea, seperti : Proteus sp,Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas dan Stafilokokus yang dapat menghasilkan enzim urease. Enzim ini akan mengubah urine menjadi basa. “Suasana basa ini memudahkan garam-garam magnesium, ammonium, fosfat, dan karbonat membentuk batu, “
OTC DIGEST .edisi 51. TAHUN V(2010)

Kamis, 02 Juni 2011

STERILISASI DAN DESINFEKSI

STERILISASI DAN DESINFEKSI

STERILISASI
Sterilisasi adalah proses (kimia atau fisik) yang dapat membunuh semua jenis mikroorganisme.
Sterilisasi dilakukan dalam 4 tahap :
• Pembersihan sebelum sterilisasi
• Pembungkusan
• Proses sterilisasi
• Penyimpanan yang aseptik.
Jenis-Jenis Sterilisasi :
• Sterilisasi Panas/Fisik
• Sterilisasi Filtrasi
• Sterilisasi Radiasi
• Sterilisasi Kimia
• Sterilisasi dengan cara Panas
• Panas Kering
• Pembakaran (inceneration)
DESINFEKSI
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen. Disinfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik. Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda mati. Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya.
Desinfektan akan membantu mencegah infeksi terhadap pasien yang berasal dari peralatan maupun dari staf medis yang ada di RS dan juga membantu mencegah tertularnya tenaga medis oleh penyakit pasien. Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati.
Kriteria desinfeksi yang ideal:
Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar
Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan kelembaban
Tidak toksik pada hewan dan manusia
Tidak bersifat korosif
Tidak berwarna dan meninggalkan noda
Tidak berbau/ baunya disenangi
Bersifat biodegradable/ mudah diurai
Larutan stabil
Mudah digunakan dan ekonomis
Aktivitas berspektrum luas
Tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi adalah:
• Mencegah terjadinya infeksi
• Mencegah makanan menjadi rusak
• Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri
• Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan biakan murni.

Cara Membedakan Bahan Kimia Desinfeksi

Cara Membedakan Bahan Kimia Desinfeksi
UNTUK berbagai keperluan tentunya kita telah mengenal, bahkan mungkin menggunakan beberapa produk keperluan rumah tangga, laboratorium, atau rumah sakit yang bernama desinfektan. Tak jarang istilah desinfektan dirancukan dengan istilah lain yakni antiseptik. Padahal, keduanya memiliki definisi dan fungsi yang berbeda.
Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Sedangkan antiseptik didefinisikan sebagai bahan kimia yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada jaringan hidup. Bahan desinfektan dapat digunakan untuk proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan dan pakaian.
 
Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan. Tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan antiseptik karena adanya batasan dalam penggunaan antiseptik. Antiseptik tersebut harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat keras. Terkadang penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai salah satu cara dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman. Tetapi pada kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan dalam proses sterilisasi.
 
Walaupun kita sering menggunakan produk desinfektan, sebagian besar konsumen tentunya belum mengenal jenis bahan kimia apa yang ada dalam produk tersebut. Padahal, bahan kimia tertentu merupakan zat aktif dalam proses desinfeksi dan sangat menentukan efektivitas dan fungsi serta target mikroorganime yang akan dimatikan.
 
Dalam proses desinfeksi sebenarnya dikenal dua cara, cara fisik (pemanasan) dan cara kimia (penambahan bahan kimia). Dalam tulisan ini hanya difokuskan kepada cara kimia, khususnya jenis-jenis bahan kimia yang digunakan serta aplikasinya.
 
Banyak bahan kimia yang dapat berfungsi sebagai desinfektan, tetapi umumnya dikelompokkan ke dalam golongan aldehid atau golongan pereduksi, yaitu bahan kimia yang mengandung gugus -COH; golongan alkohol, yaitu senyawa kimia yang mengandung gugus -OH; golongan halogen atau senyawa terhalogenasi, yaitu senyawa kimia golongan halogen atau yang mengandung gugus -X; golongan fenol dan fenol terhalogenasi, golongan garam amonium kuarterner, golongan pengoksidasi, dan golongan biguanida.

DESINFEKTAN

Desinfektan


Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Sedangkan antiseptik didefinisikan sebagai bahan kimia yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan lain-lain pada jaringan hidup. Bahan desinfektan dapat digunakan untuk proses desinfeksi tangan, lantai, ruangan, peralatan dan pakaian.

Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang digunakan sebagai antiseptik dan desinfektan. Tetapi tidak semua bahan desinfektan adalah bahan antiseptik karena adanya batasan dalam penggunaan antiseptik. Antiseptik tersebut harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat keras. Terkadang penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai salah satu cara dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman. Tetapi pada kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan dalam proses sterilisasi.
Bahan kimia tertentu merupakan zat aktif dalam proses desinfeksi dan sangat menentukan efektivitas dan fungsi serta target mikroorganime yang akan dimatikan. Dalam proses desinfeksi sebenarnya dikenal dua cara, cara fisik (pemanasan) dan cara kimia (penambahan bahan kimia). Dalam tulisan ini hanya difokuskan kepada cara kimia, khususnya jenis-jenis bahan kimia yang digunakan serta aplikasinya.
Banyak bahan kimia yang dapat berfungsi sebagai desinfektan, tetapi umumnya dikelompokkan ke dalam golongan aldehid atau golongan pereduksi, yaitu bahan kimia yang mengandung gugus -COH; golongan alkohol, yaitu senyawa kimia yang mengandung gugus -OH; golongan halogen atau senyawa terhalogenasi, yaitu senyawa kimia golongan halogen atau yang mengandung gugus -X; golongan fenol dan fenol terhalogenasi, golongan garam amonium kuarterner, golongan pengoksidasi, dan golongan biguanida.
Telah dilakukan perbandingan koefisien fenol turunan aldehid (formalin dan glutaraldehid) dan halogen (iodium dan hipoklorit) terhadap mikroorganisme Staphylococcus aureus dan Salmonella typhi yang resisten terhadap ampisilin dengan tujuan untuk mengetahui keefektifan dari disinfektan turunan aldehid dan halogen yang dibandingkan dengan fenol dengan metode uji koefisien fenol . Fenol digunakan sebagai kontrol positif, aquadest sebagai kontrol negatif dan larutan aldehid dan halogen dalam pengenceran 1 : 100 sampai 1 : 500 dicampur dengan suspensi bakteri Staphylococcus aureus dan Salmonella typhi resisten ampisilin yang telah diinokulum, keburaman pada tabung pengenceran menandakan bakteri masih dapat tumbuh. Nilai koefisien fenol dihitung dengan cara membandingkan aktivitas suatu larutan fenol dengan pengenceran tertentu yang sedang diuji. Hasil dari uji koefisien fenol menunjukan bahwa disinfektan turunan aldehid dan halogen lebih efektif membunuh bakteri Staphylococcus aureus dengan nilai koefisien fenol 3,57 ; 5,71 ; 2,14 ; 2,14 berturut-turut untuk formalin, glutaraldehid, iodium dan hipoklorit, begitu juga dengan bakteri Salmonella typhi, disinfektan aldehid dan halogen masih lebih efektif dengan nilai koefisien fenol 1,81 ; 2,72 ; 2,27 dan 2,27 berturut-turut untuk formalin, glutaraldehid, iodium dan hipoklorit.
Disinfeksi dan antiseptik
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen. Disinfektan yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik.
Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda mati. Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya.
Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat menghambat proses disinfeksi.
Macam-macam desinfektan yang digunakan:
  1. Alkohol
    Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi unguk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap tanpa meninggalkan efek sisa.
  2. Aldehid
    Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades, karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa, operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20 menit, sedang spora baru alan mati setelah 10 jam.
  3. Biguanid
    Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4% larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2% klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-). Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan salivary mucus.
  4. Senyawa halogen. Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide. Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan Betadine).
  5. Fenol
    Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium.
  6. Klorsilenol
    Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol).
Desinfeksi permukaan
Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati. Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok mikroorganisme, disinfektan “tingkat tinggi” dapat membunuh virus seperti virus influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B atau M. tuberculosis.
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti iodophor, derivate fenol atau sodium hipokrit :
  • Iodophor dilarutkan menurut petunjuk pabrik. Zat ini harus dilarutkan baru setiap hari dengan akuades. Dalam bentuk larutan, desinfektan ini tetap efektif namun kurang efektif bagi kain atau bahan plastik.
  • Derivat fenol (O-fenil fenol 9% dan O-bensil-P klorofenol 1%) dilarutkan dengan perbandingan 1 : 32 dan larutan tersebut tetap stabil untuk waktu 60 hari. Keuntungannya adalah “efek tinggal” dan kurang menyebabkan perubahan warna pada instrumen atau permukaan keras.
  • Sodium hipoklorit (bahan pemutih pakaian) yang dilarutkan dengan perbandingan 1 : 10 hingga 1 : 100, harganya murah dan sangat efektif. Harus hati-hati untuk beberapa jenis logam karena bersifat korosif, terutama untuk aluminium. Kekurangannya yaitu menyebabkan pemutihan pada pakaian dan menyebabkan baru ruangan seperti kolam renang.
Untuk mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga desinfektan diatas. Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas “tingkat menengah” bila permukaan tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 menit.

Vitamin A

Vitamin A

.Function
Vitamin A helps form and maintain healthy skin, teeth, skeletal and soft tissue, mucus membranes, and skin. It is also known as retinol because it produces the pigments in the retina of the eye.
Vitamin A promotes good vision, especially in low light. It may also be needed for reproduction and breast-feeding.
Retinol is an active form of vitamin A. It is found in animal liver, whole milk, and some fortified foods.
Carotenoids are dark-colored dyes (pigments) found in plant foods that can turn into a form of vitamin A. There are more than 500 known carotenoids. One such carotenoid is beta-carotene.
  • Beta-carotene is an antioxidant. Antioxidants protect cells from damage caused by substances called free radicals. Free radicals are believed to contribute to certain chronic diseases and play a role in the aging processes.
  • Food sources of carotenoids such as beta-carotene may reduce the risk for cancer.
  • Beta-carotene supplements do not seem to reduce cancer risk.

Food Sources

Vitamin A comes from animal sources, such as eggs, meat, fortified milk, cheese, cream, liver, kidney, cod, and halibut fish oil. However, all of these sources -- except for skim milk that has been fortified with Vitamin A -- are high in saturated fat and cholesterol.
Sources of beta-carotene include:
  • Bright yellow and orange fruits such as cantaloupe, pink grapefruit, and apricots
  • Vegetables such as carrots, pumpkin, sweet potatoes, and winter squash
  • Other sources of beta-carotene include broccoli, spinach, and most dark green, leafy vegetables.
The more intense the color of a fruit or vegetable, the higher the beta-carotene content. Vegetable sources of beta-carotene are fat- and cholesterol-free.

Side Effects

If you don't get enough vitamin A, you are more likely to get infectious diseases and vision problems.
If you get too much vitamin A, you can become sick. Large doses of vitamin A can also cause birth defects.
Acute vitamin A poisoning usually occurs when an adult takes several hundred thousand IUs of vitamin A. Symptoms of chronic vitamin A poisoning may occur in adults who regularly take more than 25,000 IU a day. Babies and children are more sensitive to vitamin A, and can become sick after taking smaller doses of vitamin A or vitamin A-containing products such as retinol (found in skin creams).
See also: Hypervitaminosis A
Large amounts of beta-carotene will not make you sick. However, increased amounts of beta-carotene can turn the skin yellow or orange. The skin color will return to normal once you reduce your intake of beta-carotene.

Recommendations

The best way to get the daily requirement of essential vitamins is to eat a wide variety of fruits, vegetables, fortified dairy foods, legumes (dried beans), lentils, and whole grains.
The Food and Nutrition Board of the Institute of Medicine -- Dietary Reference Intakes (DRIs) Recommended Intakes for Individuals of Vitamin A:
Infants (average intake)
  • 0 - 6 months: 400 micrograms per day (mcg/day)
  • 7 - 12 months: 500 mcg/day
The Recommended Dietary Allowance (RDA) for vitamins is how much of each vitamin most people should get each day. The RDA for vitamins may be used as goals for each person.
Children (RDA)
  • 1 - 3 years: 300 mcg/day
  • 4 - 8 years: 400 mcg/day
  • 9 - 13 years: 600 mcg/day
Adolescents and Adults (RDA)
  • Males age 14 and older: 900 mcg/day
  • Females age 14 and older: 700 mcg/day
How much of each vitamin you need depends on your age and gender. Other factors, such as pregnancy and your health, are also important. Ask your doctor what dose is best for you.

Alternative Names


References

Sarubin Fragaakis A, Thomson C. The Health Professional's Guide to Popular Dietary Supplements. 3rd ed. Chicago, IL: American Dietetic Association, 2007.
Hamrick I, Counts SH. Vitamin and mineral supplements. Wellness and Prevention. December 2008:35(4);729-747.
Mason JB. Vitamins, trace minerals, and other micronutrients. In: Goldman L, Ausiello D, eds. Cecil Medicine. 23rd ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier; 2007:chap 237.

UJI ASAM AMINO ,PROTEIN & SUSU

I. Tujuan
1. Mengetahui cara identifikasi asam amino dan protein.
2. Mengetahui sifat dan reaksi dari berbagai asam amino.
3. Mengetahui perbedaan susu yang belum dipasteurisasi dengan susu yang sudah dipasteurisasi.
II. Teori Dasar
A. Asam Amino dan Protein
Protein merupakan molekul besar (berat molekulnya dapat sampai beberapa juta). Terdapat dalam seluruh sel tubuh. Protein tersusun atas kira-kira 20 macam asam amino yang berikatan satu sama lain dengan ikatan peptida yang dibentuk antara gugus karboksil asam amino dengan gugus amino dari asam amino berikutnya.
Protein pada umumnya diklasifikasikan atas daya larut dan komposisi kimianya. Berdasarkan komposisi kimianya, protein dibagi atas:
1. Simple Protein:
Merupakan protein yang hanya mengandung 1-alfa-asam amino atau derivatnya. Beberapa contoh Simple Protein antara lain: albumin, globulin, glutein, protamin, albuminoid, dan histon.
2. Conjugated Protein:
Merupakan protein yang bergabung dengan zat yang bukan protein. Zat yang bukan protein ini disebut gugus prostetik. Beberapa contoh Conjugated Protein antara lain: nukleoprotein, glikoprotein, fosfoprotein, lipoprotein, dan metalloprotein.
Asam amino dan protein secara umum mempunyai sifat-sifat fisik yang sama. Sebagai contoh, asam amino maupun protein mempunyai gugus asam dan basa. Kelarutan protein dalam air juga berbeda, tergantung dari banyaknya ion positif dan ion negative yang terdapat dalam protein. Protein bila dihidrolisis akan terurai menjadi beberapa jenis asam amino. Aktivitas biologis protein tergantung dari bentuk tiga dimensi asam-asam amino penyusunnya.
Destruksi atas bentuk tiga dimensi suatu protein disebut denaturasi. Bentuk tiga dimensi tergantung atas ikatan hydrogen, ikatan interionik (jembatan garam) dan ikatan disulfide. Suatu agent/zat-zat tertentu yang dapat berinteferensi dengan ikatan-ikatan tersebut dapat mendenaturasi suatu protein. Perubahan-perubahan yang terjadi pada protein akibat denaturasi antara lain adalah berkurangnya daya larut protein, hilangnya aktivitas protein (khusunya untuk enzim dan hormone), berubah atau hilangnya sifat antigen.
Asam amino dapat digolongkan menjadi 7 golongan atas dasar struktur rantai samping R.
Rumus umum asam amino:
COOH
|
H2N — C — H
|
R
Asam amino dapat digolongkan menjadi 7 golongan atas dasar struktur rantai samping R. Golongan tersebut adalah:
1. Asam amino dengan rantai samping alifatik, misalnya glisin, alanin, valin, leusin, dan isoleusin.
2. Asam amino dengan rantai samping yang mengandung gugus hidroksil, misalnya serin, treonin, dan tirosin.
3. Asam amino dengan rantai samping yang mengandung sulifur, misalnya sistein dan metionin.
4. Asam amino dengan rantai samping yang mengandung gugus asam atau amida, misalnya asam aspartat, asparagin, asam glutamat, dan glutamin.
5. Asam amino dengan rantai samping yang mengandung gugus basa, misalnya arginin, lisin, dan histidin.
6. Asam amino dengan rantai samping yang mengandung cincin aromatik, misalnya fenil alanin, tirosin, dan triptofan.
7. Asam amino lain, misalnya prolin dan 4-hidroksiprolin.
Asam amino terdapat dalam molekul protein. Akan tetapi, ada juga asam amino yang tidak terdapat dalam molekul protein, misalnya beta alanin, taurin, gamma amino butirat, ornitin, dan sitrulin.
Asam amino memiliki beberapa sifat yang khas. Sifat-sifat tersebut di antaranya adalah:
1. kristal putih yang larut dalam asam dan alkali kuat,
2. beberapa di antaranya mampunyai rasa manis, misalnya glisin, alanin, serin, dan prolin; rasa tawar, misalnya triptofan dan leusin; dan rasa pahit, misalnya arginin,
3. mempunyai atom C asimetris (kecuali glisin) sehingga mempunyai keaktifan optik,
4. bersifat amfoter, dan
5. pada pH isoelektrik, tidak bergerak dalam medan listrik.
Asam amino diperlukan oleh tubuh. Asam amino yang diperlukan oleh tubuh dibagi ke dalam 2 kelompok:
1. Asam amino esensial, yaitu asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh sehingga mutlak didapat dari makanan. Contohnya adalah triptofan, fenil alanin, lisin, treonin, valin, metionin, leusin, dan isoleusin.
2. Asam amino non-esensial, yaitu asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh. Asam amino ini juga terdapat dalam makanan sebagai sumber nitrogen.
B. Susu
Susu merupakan makanan alami yang paling lengkap kandungan nutrisinya. Susu memiliki struktur yang sangat kompleks (terdiri lebih dari 100.000 molekul yang berbeda). Komposisi yang diperkirakan dalam susu adalah:
a. 87.3% air (sekitar 85,5%-88,7%)
b. 3,9% lemak susu (sekitar 2,4%-5,5%)
c. 8,8% padatan bukan lemak (sekitar 7,9%-10,0%), yaitu:
• protein 3,25% (¾ kasein)
• laktosa 4,6%
• mineral 0,65 % yaitu: Ca, sitrat, P, Mg, K, Na, Zn, Cl, Fe, Cu, sulfat, bikarbonat, dan banyak lainnya.
• asam 0,18% misalnya asam sitrat, format, asetat, laktat, oksalat.
• enzim-enzim, misalnya peroksidase, katalase, fosfatase, lipase.
• gas-gas, misalnya oksigen, nitrogen.
• vitamin-vitamin, misalnya vitamin A, C, D, tiamin, riboflavin dan lainnya.
Hal ini membuat penggunaan susu cocok untuk semua jenis umur dan susu dapat memproduksi makanan penting, seperti mentega dan keju. Susu mengandung karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan lain-lain. Kekurangan dari susu adalah kandungannya yang rendah terhadap zat besi, tembaga, vitamin C dan vitamin D.
Perbedaan antara susu manusia dengan susu sapi adalah pada kandungan protein dan abu yang lebih tinggi pada susu sapi dan kandungan karbohidrat yang lebih tinggi pada susu manusia. Berikut ini adalah komposisi dari susu sapi:
• 88% air
• 3,3% protein
• 3,3% lemak
• 4,7% karbohidrat
• 0,7% abu
Modifikasi dari susu sapi untuk nutrisi bayi disempurnakan dengan pengenceran dengan air untuk menurunkan kadar abu dan proteinnya, serta untuk meningkatkan laktosa atau karbohidrat lain sejumlah kira-kira susu manusia. Penampilan susu yang putih dapat disebabkan oleh lemak yang teremulsi atau karena adanya garam kalsium dari kasein. Warna kuning yang terbentuk disebabkan oleh pigmen karotenoid, contohnya karoten. Susu segar memiliki pH antara 6,6 sampai 6,8. Susu yang tidak steril capat menjadi asam dan menunjukkan adanya fermentasi oleh mikroorganisme.
Distribusi dari konstituen inorganik sangat mirip antara susu manusia dan susu sapi. Hal yang penting untuk diperhatiakn adalah kandungan yang tinggi dari kalsium, fosfor, kalium, magnesium dan klor. Susu mungkin merupakan sumber kalsium dan fosfor yang ideal dalam nutrisi. Kedua elemen ini penting untuk semua sel dan diperlukan dalam jumlah yang besar untuk pembentukan tulang dan gigi. Aktivitas sekresi dan kelenjar mammae mencapai perbedaan yang besar pada konsentrasi konstituen inorganik dalam darah dan susu. Rasio molar susu dibandingkan dengan konsentrasi darah menunjukkan bahwa kandungan natrium dan flor dari susu jelas lebih rendah dari plasma, dimana kandungan kalsium, kalium, magnesium, dan fosfat sangat tinggi.
Susu murni mentah mengandung beberapa enzim diantaranya katalase, dehidrogenase dan peroksidase. Bila susu dipasteurisasi, maka enzim-enzim tersebut akan rusak. Untuk enzim dehidrogenase, dapat digunakan tes Schardinger yang berdasarkan reduksi biru metilen oleh dehidrogenase membentuk leukobirumetilen yang tidak berwarna. Hidrogen untuk reaksi ini diperoleh dari formalin.
III. Alat dan Bahan
Alat : Tabung reaksi dan rak Penangas air
Indikator universal Beaker glass
Kertas saring Kaca arloji
Pembakar spiritus Batang pengaduk
Pipet tetes Gelas ukur
Corong Kaki tiga dan kasa
Bahan : Larutan albumin 2 % Serbuk albumin
Larutan putih telur Larutan kasein2%
Larutan fenol 2% Larutan (NH4)2SO4
Susu murni Pereaksi Millon
Pereaksi Hopkins-Cole Pereaksi ninhidrin0,1%
Pereaksi Guaiac H2SO4 pekat
Larutan NaOH 10% Larutan CuSO4
Urea HNO3 pekat
NaOH atau NH4OH pekat Etanol 95%
HgCl2 2% Pb-asetat 2%
FeCl3 2% Larutan H2O2 3%
Larutan eter Larutan eter-etanol
Indikator pp dan mm Biru metilen 0,02%
Formaldehid 0,4% Aquadest
IV. Cara Kerja
4.1. Test Millon
Reaksi ini disebabkan oleh derivat-derivat monofenol seperti tirosin. Pereaksi yang digunakan adalah larutan ion merkuri/merkuro dalam asam nitrat/nitrit. Warna merah yang terbentuk mungkin disebabkan oleh garam merkuri dari tirosin yang ternitrasi.
Metode :
1. tambahkan 5 tetes pereaksi Millon ke dalam tabung reaksi yang telah berisi 3 ml albumin, kasein, fenol 2% dan putih telur.
2. panaskan campuran dengan hati-hati.
3. warna merah menyatakan hasil positif, jika reagen yang digunakan terlalu banyak maka warna akan hilang dengan pemanasan.
4.2. Test Hopkins-Cole
Pereaksi yang digunakan mengandung asam diglioksilat. Triptofan berkondensasi dengan aldehida, dan dengan asam pekat membentuk kompleks berwarna dari jenis asam 2,3,4,5-tetrahidro-karbolin-4-karboksilat.
Metode :
1. campurlah 2 ml larutan albumin 2%, kasein, dan putih telur dengan larutan Hopkins-Cole.
2. tambahkan dengan hati-hati melalui dinding tabung asam sulfat pekat.
3. amati warna yang terbentuk pada pertemuan kedua cairan.
4.3. Test Ninhidrin
Semua asam amino alfa bereaksi dengan ninhidrin membentuk aldehida dengan satu atom C lebih rendah dan melepaskan NH3 dan CO2. Disamping itu, terbentuk kompleks berwarna biru yang disebabkan oleh 2 molekul ninhidrin yang bereaksi dengan NH3 setelah asam amino tersebut dioksidasi. Garam-garam ammonium, amina, peptida, dan protein juga bereaksi tetapi tanpa melepaskan CO2 dan NH3.
Metode :
1. dalam tabung reaksi yang berisi larutan (NH4)2SO4, albumin 2%, kasein 2%, dan putih telur ditambah 0,5 ml larutan Ninhidrin 0,1%.
2. letakkan pada pemanas air mendidih selama 10 menit.
4.4. Test Biuret
Merupakan test umum yang baik untuk protein. Warna yang terbentuk kemungkinan berasal dari kompleks antara ion Cu++ dengan gugus –CO dan –NH ikatan peptida dalam suatu alkalis.
Metode :
1. campurlah 2 ml larutan albumin 2% dengan 2 ml NaOH 10% dan tambahkan setetes larutan CuSO4. campurlah dengan baik, jika belum terbentuk warna tambahkan lagi setetes atau 2 tetes CuSO4. ulangi test ini dengan larutan kasein dan putih telur.
2. isilah tabung reaksi dengan sedikit urea, panaskan di atas api kecil sehingga zat tersebut mencair dan terbentuk gelembung-gelembung gas (hati-hati jangan sampai mengarang) perhatikan bau gas yang terbentuk. Larutkan isi tabung tersebut dengan air dan lakukan test Biuret seperti di atas.
4.5. Test Xanthoprotein
Reaksi ini berdasarkan nitrasi inti benzen yang terdapat dalam molekul protein. Senyawa nitro yang terbentuk berwarna kuning dan dalam lingkungan alkalis ia terionisasi dengan bebas dan warnanya menjadi lebih tua atau menjadi jingga.
Metode :
1. campurlah 2 ml larutan albumin 2% dengan 1 ml HNO3 pekat. Perhatikan terbentuknya endapan berwarna putih.
2. panaskan hati-hati, endapan akan larut kembali dan larutan tersebut akan berubah menjadi kuning.
3. dinginkan di bawah kran dan dengan hati-hati (tetes demi tetes) tambahkan dengan larutan alkali pekat (NaOH atau NH4OH).
4. ulangi percobaan larutan kasein, larutan fenol 2%, dan larutan putih telur.
4.6. Pengaruh Logam Berat
Metode :
1. ke dalam 3 ml larutan albumin 2% da larutan putih telur ditambahkan 5 tetes larutan HgCl2 2%.
2. ulangi percobaan dengan menggunakan Pb-asetat 2% dan FeCl3 2%.
4.7. Koagulasi Protein dengan Pemanasan
Metode :
1. isilah 2 tabung reaksi dengan 50 mg serbuk albumin.
2. tambahkan 5 ml air pada salh satu tabung.
3. letakkan kedua tabung pada pemanas air mendidih dengan sering-sering mengocoknya selama 15 menit, angkat keduanya, dinginkan dan tambahkan dengan 5 ml air pada tabung yang berisi albumin kering.
4. kocok keduanya lalu saring, pada filtrat lakukan test Biuret.
4.8. Reaksi Susu
Pereaksi pH susu dengan fnolftalein, metil merah dan indikator universal.
4.9. Test Protein
Lakukan test Millon dan Biuret terhadap sejumlah kecil susu.
4.10. Pembentukan Film (selaput)
Metode :
1. Panaskan 25 ml susu murni hingga mendidih di dalam gelas kimia yang terbuka.
2. Ambil selaput yang terbentuk di atas permukaan susu, lakukan pemeriksaan dengan Millon dan Biuret.
3. Dinginkan dan ulangi pemanasan.
4.11. Membedakan Suhu Mentah dan Susu yang Telah Dipasteurisasi
Susu murni mentah mengandung beberapa enzim, diantaranya yaitu katalase, dehidrogenase,dan peroksidase. Bila susu dipasteurisasi, enzim-enzim tersebut menjadi rusak.
Metode :
1. Test Guaiac (untuk katalase)
Campurlah 2 ml susu mentah dengan 8 ml air. Bagilah larutan menjadi 2 bagian, masukkan masing-masing bagian ke dalam tabung reaksi yang diberi tanda a dan b. Panaskan tabung a hingga mendidih kemudian dinginkan. Kedalam dua tabung tadi ditambahkan 10 tetes larutan guaiac dalam alkohol dan beberapa tetes H2O2 3%, campur baik-baik dan panaskan dalam penangas air 37C.
2. Test Schardinger (untuk dehidrogenase)
Test ini berdasarkan reduksi biru metilen oleh dehidrogenase membentuk leukobirumetilen yang tidak berwarna. Hidrogen untuk reduksi ini diperoleh dari formaldehid.
Metode : isilah sebuah tabung reaksi dengan 5 ml susu mentah dan tabung lain dengan 5 ml susu yang telah dipasteurisasikan. Tambahkan pada masing-masing tabung 1 ml larutan biru-metilen 0,02% dan 1 ml larutan formaldehid 0,4%. Campur, dengan baik dan panaskan pada penangas air pada suhu 60-65C (jaga suhu jangan sampai melebihi 67C).
4.12. Pembuatan Kasein
Panaskan 50 ml susu dalam penangas air pada suhu 40C. Tambahkan tetes demi tetes 1 ml asam asetat glacial sambil diaduk sehingga semua kasein mengendap. Saring endapannya dengan kain dan hilangkan airnya. Suspensikan endapan dalam 25 ml etanol 95%, dekantasi dan buang supernatant, ulangi dengan 25 ml larutan eter-etanol 1:1. gunakan pula 25 ml larutan eter-etanol untuk memindahkan kasein ke dalam corong Buchner, cuci dengan 25 ml eter, keringkan endapan tersebut di atas kaca arloji.
1. periksalah daya larut kasein dalam NaCl 10%; NaOH 0,1 N; HCl 0,2 N; Na2CO3 0,5%; Ca(OH)2 jenuh.
2. lakukan test-test Biuret, Millon, Xanthoprotein, dan Hopkins Cole untuk protein.
V. Pengamatan dan Pembahasan
5.1. Test Millon
Tabung Hasil Pengamatan Keterangan
Albumin Merah Tua Merah tua berbentuk larutan, ada gumpalan pink di bagian bawah
Kasein Merah Gumpalan merah muda
Fenol 2% Tidak terbentuk warna merah Hasil negatif
Putih Telur Merah Tua Ada gumpalan putih dan merah tua tidak bercampur (semuanya gumpalan)
Jawaban Pertanyaan
1. Jika garam merkuri ditambahkan ke dalam protein akan terbentuk warna merah.
2. Larutan protein terkoagulasi karena protein mengalami destruksi bentuk dimensi dari rantai polipeptida yang ikatannya akan pecah tanpa mengakibatkan pemecahan ikatan kovalen dari ikatan peptidanya.
Pembahasan
Baik Albumin, Kasein, maupun putih telur memberikan hasil (+) terhadap test Millon. Hal ini dikarenakan pada Albumin, Kasein, dan putih telur mengandung derivat monofenol.
Reaksi ini didasari bahwa bila suatu protein ditambahkan garam merkuri, maka akan terjadi koagulasi. Protein dapat terkoagulasi karena protein mengalami destruksi bentuk tiga dimensi dari rantai polipeptida yang ikatannya akan pecah tanpa mengakibatkan pemecahan ikatan kovalen dari ikatan peptidanya. Dasar inilah yang menjelaskan mengapa fenol yang dalam hal ini merupakan golongan non protein, tidak mengalami koagulasi sehingga memberikan hasil yang negatif.
5.2. Test Hopkins-Cole
Tabung Hasil Pengamatan
Albumin 2 % Cincin ungu, namun tidak terlalu ungu,bagian atas putih pekat
Kasein Cincin ungu, bagian atas putih keruh
Putih Telur Cincin ungu, bagian atas kuning
Jawaban Pertanyaan
1. Yang tidak memberikan hasil uji positif : Tidak ada, karena semua mengandung triptofan.
Pembahasan
Pereaksi Hopkins-Cole terdiri dari asam glioksilat (CHO.COOH) dalam H2SO4 (p). Triptofan diduga berkondensasi dengan aldehida ini,dan dengan asam pekat membentuk kompleks berwarna dari jenis asam 2,3,4,5-tetrahidro-β-karbolin-4-karboksilat.
Test ini berhasil bila terdapat oksidator kuat seperti nitrat dan klorat. Asam sulfat yang digunakan harus sangat murni yang berarti tidak mengandung bahan-bahan yang bertindak sebagai oksidator.
Hasil positif (membentuk cincin ungu) diberikan oleh ketiga larutan uji, yaitu albumin, kasein, dan putih telur. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dalam ketiga zat terdapat asam amino triptofan. Warna ungu diberikan oleh gugus indol yang terdapat dalam triptofan.
Reaksi dari test Hopkins-Cole yaitu:
5.3. Test Ninhidrin
Tabung Hasil Pengamatan
(NH4)2SO4 Bening
Albumin 2 % Biru keunguan
Kasein 0,2 % Ungu muda, ada endapan
Putih Telur Lapisan atas berwarna ungu, lapisan bawah berwarna putih
Jawaban Pertanyaan
1. Terbentuk warna : ungu atau biru
2. Gugus yang memberikan uji positif : aldehida dengan satu atom C lebih rendah
Pembahasan
Reaksi ini merupakan reaksi deaminasi serin dekarboksilasi dan menghasilkan gas CO2, gas NH3, hidrindatin, dan suatu aldehid yang mempunyai jumlah atom C kurang satu dari asam amino semula. Gas NH3 yang dibebaskan dan hidrindantin akan bereaksi kembali dengan ninhidrin dan menghasilkan suatu senyawa kompleks diketohidrindilena-diketohidrinamina yang berwarna ungu atau biru. Semua alfa amino, peptida, dan protein akan memberi warna ungu atau biru dengan ninhidrida. Disamping asam alfa amino, senyawa amina yang lain juga akan bereaksi dengan ninhidrin dan menghasilkan senyawa yang berwarna biru. Perbedaannya reaksi yang terakhir ini tidak menghasilkan gas CO2.
Hasil pengamatan oleh kelompok kami menunjukkan bahwa albumin, kasein, dan putih telur memberi hasil positif, yang berarti ketiga zat tersebut mengandung asam amino α. Sedangkan (NH4)2SO4 memberi hasil negatif.
5.4. Test Biuret
Tabung Hasil Pengamatan
Albumin 2 % Larutan warna ungu
Kasein 2 % Larutan warna ungu agak kebiruan
Putih Telur Larutan warna ungu
Jawaban Pertanyaan
1. Terbentuk warna : ungu
2. Kelebihan CuSO4 harus dihindari karena :
• Cu merupakan logam berat. Jika penggunaannya terlalu banyak maka albumin akan terdenaturasi membentuk koagulan.
• Pada suasana alkalis akan terbentuk Cu(OH)2 dari reaksi :
Cu2+ + 2OH-  Cu(OH)2 (ungu)
Cu2+ berwarna biru intensif, jika berlebihan akan mengakibatkan warna ungu terkalahkan sehingga hasilnya negatif
3. Reaksi pembentukan Biuret dari urea
CO(NH2)2 + NaOH + CuSO4 kompleks Cu
Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan, albumin, kasein, dan putih telur memberikan warna ungu (hasil positif). Warna ungu yang terbentuk adalah senyawa biuret. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa albumin, kasein, dan putih telur memiliki paling sedikit dua ikatan peptida.
Urea bukan merupakan protein, namun karena urea mengandung gugus –NH2 (amin) yang mempunyai kesamaan dengan gugus protein sehingga membentuk warna ungu sebagai hasil reaksi antara Cu2+ dengan –NH. Oleh karena itu urea memberikan hasil positif pada uji biuret. Pada pemanasan urea terbentuk gelembung gas dan mengeluarkan bau ammonia yang sangat menyengat.
5.5. Test Xanthoprotein
Tabung Hasil Pengamatan
Penambahan HNO3 Dipanaskan 25 menit Pendinginan, lalu penambahan NH4OH Keterangan
Larutan atas Warna orange setelah pengocokan Larutan bawah
Kasein 2% Ada endapan kuning, larutan kuning Kuning muda keruh Orange jernih ++ ++ Kuning +
Putih Telur Gumpalan kuning putih Kuning tua keruh Orange jernih +++ ++++ Kuning ++ Cincin orange kemerahan
Fenol Larutan merah coklat Hijau muda, ada gumpalan kuning Orange kemerahan +++ Hijau Muda Tidak ada cincin
Albumin 2% Gumpalan putih pada bagian atas, larutan bagian bawah berwarna kuning muda Kuning keputihan Kuning + + Kuning keputihan
Jawaban Pertanyaan
1. Pada test ini yang terjadi adalah terbentuknya senyawa nitro yang berwarna kuning, dan dalam lingkungan alkalis akan terionisasi dengan bebas dan warnanya berubah menjadi jingga.
Pembahasan
Pereaksi Xanthoprotein terdiri dari HNO3 pekat panas. Reaksi ini digunakan untuk asam amino tirosin, triptofan dan fenilalanin. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna kuning. Reaksi ini berdasarkan nitro inti benzene yang terdapat dalam molekul protein. Senyawa nitro yang terbentuk berwarna kuning dan dalam lingkungan alkalis akan terionisasi dengan bebas dan warnanya menjadi lebih tua atau menjadi jingga
Berdasarkan hasil percobaan, albumin, kasein, putih telur, dan fenol memberikan hasil positif (terbentuk warna yang tadinya kuning menjadi jingga). Hal ini menunjukkan bahwa keempat larutan uji tersebut memiliki inti benzene. Reaksi ini berdasarkan nitrasi inti benzene yang terdapat dalam molekul protein. Untuk fenol, reaksi ini positif karena pada fenol terdapat inti benzen.
5.6. Pengaruh Logam Berat
Tabung Hasil Pengamatan
HgCl2 2 % Pb Asetat 2 % FeCl3 2%
Albumin 2 % Gumpalan di bawah Menggumpal di bawah Tidak ada gumpalan
Putih Telur Gumpalan di atas Gumpalan diatas Tidak bercampur dengan putih telur
Jawaban Pertanyaan
1. Hasil yang terbentuk : albumin akan membentuk gumpalan dengan adanya logam berat.
2. Putih telur digunakan sebagai antidotum terhadap keracunan logam berat karena putih telur mengandung albumin, sehingga apabila tubuh keracunan logam berat maka ion logam berat tersebut akan bereaksi dengan albumin membentuk koagulan sehingga logam berat tersebut tidak akan mengganggu atau merusak aktivitas enzim lain di dalam tubuh.
Pembahasan
Garam-garam dari logam berat seperti Hg2+, Ag+ dan Pb2+ dapat berikatan dengan gugus –SH dari protein. Disamping itu dapat membentuk ikatan yang sangat kuat dengan gugus –COO- dari asam aspartat dan asam glutamate yang terdapat dalam molekul protein pecah sehingga proteinnya sendiri akan mengendap. Dengan terjadinya pengendapan atau disebut juga koagulasi, protein mengalami perubahan konformasi serta posisinya sehingga aktivitasnya berkurang atau kemampuannya untuk menunjang aktivitas organ tubuh tertentu akan hilang. Berdasarkan hasil percobaan, pada albumin dan putih telur dengan logam Hg dan Pb akan terjadi koagulasi, tapi dengan logam Fe tidak terjadi koagulasi.
5.7. Koagulasi Protein dengan Pemanasan
Tabung Hasil Pengamatan
1 Ada Koagulai protein warna biru; larutan berwarna ungu lebih muda
2 Tidak ada koagulasi; larutan berwarna ungu
Jawaban Pertanyaan
1. Pada koagulasi protein dengan pemanasan diperlukan air.
Pembahasan
Koagulasi adalah proses penggumpalan, sedangkan denaturasi adalah inaktivasi protein.
Pemberian energi berupa panas akan memutuskan ikatan hidrogen dan akan menyebabkan terjadinya penggumpalan protein. Penambahan air pada koagulasi protein dengan pemanasan diperlukan air karena jika tidak ada air maka koagulasi protein tidak akan terjadi. Protein yang tanpa air dengan pemanasan akan terjadi denaturasi tetapi tidak terjadi koagulasi. Denaturasi tidak selalu disertai dengan koagulasi.
Serbuk albumin yang ditambah air sebelum pemanasan sudah mengalami koagulasi, namun pada serbuk albumin yang tidak ditambahkan air, koagulasi tidak terjadi walaupun sudah dipanaskan. Baru setelah ditambah air, koagulasi dapat terjadi. Dari serbuk albumin yang ditambahkan air, setelah ditambahkan pereaksi biuret terbentuk warna ungu yang lebih muda dibandingkan dengan albumin yang dipanaskan tanpa air.
5.8. Reaksi Susu
Indikator Pengamatan
Phenolphtalein Tetap Putih
Metil Merah Jingga
Indikator Universal 7 (netral)
Pembahasan
Pada pemeriksaan pH dengan menggunakan fenolftalein, setelah diberi pereaksi fenolftalein 3 tetes, warna susu tidak berubah (putih). Apabila dilihat dari trayek pH fenolftalein yang berkisar antara pH 8,3-10, dengan perubahan warna dari tidak berwarna sampai ungu, maka dapat disimpulkam bahwa pH susu berada di antara < 8,3.
Pada pemeriksaan pH dengan menggunakan metil merah, diperoleh warna susu yang berubah menjadi jingga. Jika dilihat dari rentang pH metil merah yang berkisar antara 4,2-6,3 dengan warna merah sampai kuning, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pH susu lebih dari 6,3.
Pada pemeriksaan dengan menggunakan indikator universal, didapat hasil bahwa pH susu adalah 7.
5.9. Test Protein pada Susu
Uji Pengamatan Kesimpulan
Test Millon Terbentuk gumpalan warna merah muda +
Test Biuret Terbentuk warna ungu +
Pembahasan
Susu mengandung protein. Hal ini terlihat dari hasil test Biuret yang menunjukkan hasil positif berupa terbentuknya larutan berwarna ungu. Test Biuret digunakan untuk reaksi umum protein, sedangkan untuk test Millon menunjukkan hasil positif berupa terbentuknya gumpalan berwarna merah. Test Millon digunakan untuk menunjukkan asam amino, bahwa asam amino yang memberikan hasil positif adalah tirosin. Sehingga dapat disimpulkan bahwa asam amino yang terdapat dalam susu adalaeh tirosin.
5.10. Pembentukan Film (selaput)
Perlakuan Hasil Pengamatan
Pemanasan Terbentuk selaput
Test Millon Warna merah
Test Biuret Warna ungu
Didinginkan, kemudian dipanaskan kembali Tidak terbentuk selaput
Jawaban Pertanyaan
1. Yang membentuk selaput : protein
2. Pada pemanasan selanjutnya tidak terbentuk selaput.
Pembahasan
Pada pemanasan susu murni hingga mendidih, akan dapat kita lihat pada bagian atas permukaan larutan susu adanya selaput (seperti film tipis). Selaput kemudian dites dengan peraksi Millon dan ternyata diperoleh hasil yang positif dengan adanya endapan berwarna merah. Hal ini menunjukkan bahwa pada selaput yang terbentuk mengandung asam amino tirosin. Sedangkan, pada pengetesan dengan Biuret, hasil yang diperoleh juga positif yaitu dengan adanya warna larutan ungu, yang berarti bahwa selaput mengandung protein. Setelah dididihkan ulang, ternyata selaput kembali terbentuk pada permukaan cairan susu.
Selaput terbentuk dari protein susu (kasein) yang menggumpal akibat adanya pemanasan. Pemanasan mengakibatkan denaturasi protein sehingga mengakibatkan koagulasi protein, yang ditandai dengan munculnya selaput tipis pada permukaan atas susu yang dididihkan.
Pada pemanasan kembali, tidak terbentuk selaput. Hal ini disebabkan karena suadah tidak ada lagi protein yang tertinggal setelah pemanasan.
5.11. Membedakan Susu Mentah dan Susu yang Telah Dipasteurisasi
1. Test Guaiac
Larutan Uji Pengamatan Kesimpulan
Susu mentah Terbentuk warna jingga +
Susu dipasteurisasi Warna tetap putih -
Jawaban Pertanyaan
Yang terlihat dalam test Guaiac ini adalah tabung yang berisi susu yang telah dipasteurisasi memberikan hasil negatif (warna larutan putih), sedangkan tabung yang berisi susu mentah memberikan hasil positif (warna larutan menjadi jingga). Hal ini berarti enzim katalse terdapat dalam susu mentah dan tidak terdapat dalam susu yang telah dipasteurisasi.
Pembahasan
Test Guaiac akan memberikan hasil positif pada enzim katalase. Enzim katalase terdapat pada susu yang belum dipasteurisasi. Reaksi yang dikatalisis oleh enzim katalase adalah :
H2O2 katalase H2O + O2
Gas O2 yang terbentuk akan mengubah larutan guaiac dalam alkohol menjadi berwarna jingga. Pada hasil percobaan, tabung yang berisi susu mentah memberikan hasil positif terhadap test guaiac karena enzim katalase terdapat dalam susu mentah. Sedangkan tabung yang berisi susu yang telah dipasteurisasi tetap berwarna putih karena dalam susu yang telah dipasteurisasi, tidak terdapat lagi enzim katalase karena enzim itu telah rusak saat pemanasan (pasteurisasi).
Enzim katalase berperan penting dalam tubuh untuk mengubah senyawa H2O2 yang berbahaya, yang dapat mengubah Fe2+ menjadi Fe3+ yang dapat menyebabkan tidak terbentuknya ATP melalui respirasi.
2. Test Schardinger
Larutan Uji Pengamatan Kesimpulan
Susu mentah Warna biru menjadi putih +
Susu dipasteurisasi Tetap warna biru -
Jawaban Pertanyaan
a. Yang terlihat : pada susu yang masih murni (mentah) masih terdapat aktivitas dari enzim dehidrogenase, sehingga pada saat pemanasan dapat mereduksi metilen biru (warna biru berubah menjadi putih). Sedangkan pada susu yang telah dipasteurisasi, susu tersebut kehilangan aktivitas enzim dehidrogenase yang mengakibatkan susu tersebut tidak dapat mereduksi metilen biru (warna biru tidak berubah).
b. Di bagian atas campuran terlihat warna biru karena biru metilen yang sudah direduksi oleh enzim dehidrogenase menjadi leukobirumetilen mengalami oksidasi kembali oleh udara sehingga menjadi biru metilen kembali (warna larutan susu akan menjadi biru kembali).
Pembahasan
Test ini berdasarkan reduksi biru metilen oleh enzim dehidrogenase pembentuk leukobirumetilen (MbH2) yang tidak berwarna. Hidrogen yang diperoleh dari formaldehid digunakan untuk mereduksi. Atom H yang terjadi oleh enzimnya segera diikat pada oksigen atau atom H diikat oleh akseptor birumetilen (Mb), maka terjadilah air atau leukobirumetilen yang tidak berwarna. Hanya susu murni (yang tidak dipanaskan) akan memberikan hasil positif terhadap reaksi tersebut (karena enzim dehidrogensenya rusak). Oleh karena itu, reaksi ini dapat digunakan untuk menemukan kesegaran susu murni. Pada susu yang telah dipasteurisasi, enzim dehidrogenase telah rusak sehingga tidak dapat mereduksi birumetilen dan warna larutan tetap biru.
5.12. Pembuatan Kasein
1. Daya Larut Kasein
Larutan Daya Larut
NaCl 10 % Tidak larut
NaOH 0,1 N Larut
HCl 0,2 N Praktis tidak larut
Na2CO3 0,5 % Larut
Ca(OH)2 Larut
Pembahasan
Pada larutan NaOH 0,1 N dan Na2CO3 0,5 % kasein larut dengan pengocokan serta pengadukan yang sangat kuat. Pada larutan Ca(OH)2 kasein agak sukar larut, ditandai dengan keruhnya larutan yang terbentuk. Sedangkan pada NaCl 10 % dan HCl 0,2 N kasein tidak larut, ditandai dengan tetap menggumpal pada larutan.
2. Uji Protein
Uji Hasil Pengamatan
Test Millon Endapan jingga kemerahan
Test Biuret Larutan ungu, ada endapan biru
Test Xantoprotein Larutan atas kuning, bagian bawah terbentuk lapisan putih
Test Hopkins-Cole Terbentuk cincin ungu
Pembahasan
Pada tes Millon, hasil yang diberikan adalah positif dengan adanya warna merah. Hal ini menunjukkan bahwa kasein mengandung asam amino dengan gugus monofenol (asam amino tirosin). Pada tes Biuret, hasil yang diberikan juga positif dengan adanya warna ungu. Hal ini menunjukkan bahwa kasein adalah suatu protein. Dengan tes Xanthoprotein, hasilnya positif yang ditunjukkan dengan terbentuknya warna kuning. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kasein merupakan protein yang memiliki asam amino yang mengandung gugus aromatik atau inti benzen (misalnya asam amino fenilalanin, tiptofan dan tirosin). Pada tes Hopkins-Cole, hasil yang diperoleh juga positif dengan terentuknya cincin ungu. Hal ini menunjukkan bahwa kasein mengandung asam amino triptofan.
VI. Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat diketahui bahwa asam amino dan protein dapat diidentifikasi dengan cara :
a. Test Millon untuk protein yang mengandung tirosin
b. Test Hopkins-Cole untuk protein yang mengandung triptofan
c. Test Biuret yang merupakan tes umum untuk protein
d. Test Ninhidrin untuk protein yang memiliki gugus asam alpha-amino
e. Test Xanthoprotein untuk asam amino yang mempunyai inti benzene
Perbedaan susu mentah dan susu yang telah dipasteurisasi dapat ditunjukkan dengan pemanasan, karena dengan pemanasan dapat merusak enzim yang terdapat pada susu. Test untuk membedakannya adalah :
a. Test Guaiac untuk enzim katalase
b. Test Schardinger untuk enzim dehidrogenase
Koagulasi dapat terjadi karena susu mengalami denaturasi. Faktor-faktor yang dapt menyebabkan denaturasi adalah :
a. Pengaruh logam berat
b. Dengan pemanasan
c. Dengan penambahan asam
DAFTAR PUSTAKA
Murray RF; Granner OK; Rodwell V. Harper’s Review of Biochemistry. Penerbit : Buku Kedokteran. Jakarta. 1995.
Dra. Azizahwati, Msi. Buku Penuntun Praktikum Biokimia. Laboratorium Biokimia Jurusan Farmasi FMIPA-UI. 1999 : 1-6.
Drs. Slamet Prawirohartono; Prof. Dr. Suhargono Hadisumarto. Sains Biologi-3A. Penerbit Bumi Aksara. 1999 : 65-66.
Anonim. Penuntun Praktikum Kimia Dasar Umum. Universitas Indonesia FMIPA Jurusan Kimia. 1998 : 115-118.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys