Rabu, 30 Maret 2011

PENGECATAN GRAM


1. Pengecatan Gram





Pengertian      : adalah tata cara laboratorium untuk mengindentifikasi kuman melalui pengecatan Gram.
Tujuan           : Diagnosis
Sampel            : Swab, pus, urine, darah faeces, liquor, pleura, ascites, sputum, dll ciran darah.
Alat                 :
-       Lampu spiritus
-       Pipet Pasteur
-       Obyek Glass
-       Jembatan pengecatan
-       Mikroskop
Reagen           :
1.    Larutan Gram A (Carbol Gentian Violet) :
a.    Gentian Violet                                    1 gr
b.    Alkohol 96%                                     10 ml
c.    Phenol Kristal                                     1 gr
d.   Aquadest                                             90 ml
2.    Larutan Gram B (lugol)
a.    Yodium                                                 1 gr
b.    Kalium Yodida                                       2 gr
c.    Aquadest                                                 300 ml
3.    Larutan gram C (Alkohol 96%)
4.    Larutan Gram D ( Solution fuchsin 1%)
a.    Basic Fuchsin                                                1 gr
b.    Aquadest                                                       100 ml
Cara kerja     :
a.    Mempersiapkan alat-alat yang akan diperlukan
b.    Mempersiakan reagensia yang diperlukan
c.    Membuat preparat / sediaaan
d.   Mengeringkan dan memfiksasi preparat diatas nyla api spiritus
e.    Melakukan pengecatan :
1.    Meletakan preparat diatas jembatan pengecatan
2.    Menuanggi preparat dengan larutan Gram A selama 4 menit
3.    Mencuci preparat dengan air mengalir sebentar lalu menuangginya dengan larutan Gram b selama 1 menit
4.    Mencuci preparat deangan air mengalir sebentar lalu menuanginya dengan larutan Gram C goyang-goyang
5.    Mencuci preparat deangan air mengalir sebentar lalu menuanginya dengan larutan Gram D selama 5 menit
6.    Mencuci preparat deangan air mengalir lalu membiarkan mongering di udara ( kering angin)
f.     Mengamati preparat dibawah mikroskop dengan perbesaran kuat untuk mencari adanya bakteri gram ( + ) dan Gram ( - ).

2. Pengecatan BTA 


Pengertian      : Cara mengidentifikasi Bakteri Tahan Asam melalui pengecatan menurut Ziehl Nielsen
                Tujuan           : Diagnosis
Sampel            : sputum, lesi, Swab, pus, urine, darah, faeces, liquor, pleura, ascites
Alat                 :
-       Spirtus
-       Obyek glass
-       Jembatan pengecatan
-       Ose dan mikroskop
-       Pipet pasteur
Reagen            :
1.    Carbol fuchsin :
-   Basic fuchsin                                       3,0 gr
-   Etanol/methanol                                  100 ml
-   Kristal phenol                                      45 gr
-   Aquadest                                             900 ml
2.    larutan dekolorisasi :
-   HCl pekat                                            30 ml
-   Etanol                                                  970 ml
3.    pewarna kontras :
-   Methylen blue khlorida                       30 ml
-   Air suling/aquadest                             1000 ml
            Cara kerja     :
a.    Mempersiapkan alat-alatnyang di perlukan
b.    Mempersiapkan reagensia
c.    Membuat preparat/sediaan dari bagian spesimen yang purulen/berdarah, menghapus spesimen pada bagian tengah obyek glass ukuran 2 x 3 cm, menulis nomor urut sesuai register Lab TB 04 di sebelah pinggir obyek glass
d.   Membakar ose sampai membara setelah setiap mengerjakan 1 spesimen
e.    Mengeringkan dan memfiksasi preparat di atas nyala api lampu spirtus
f.     Melakukan pengecatan :
1.    Meletakkan preparat diatas jembatan pengecatan
2.    Menuangi preparat dengan carbol fuchsin
3.    Memanaskan dari bawah setiap sediaan dengan lampu spirtus sampai keluar uap, api harus selalu di gerakkan, dihentikan bila sudah timbul uap
4.    Mendinginkan selama 5 menit atau lebih, jangan sampai pewarna kering
5.    Mencuci dengan air mengalir, memiringkan setiap sediaan untuk mengalirkn air yang berlebih
6.    Mencuci sediaan dengan decolorasi sampai tidak ada pewarna carbol fuchsin, maksimal 3 menit
7.    Mencuci dengan air mengalir
8.    Menggenangi tiap sediaan dengan pewarna kontras 30 menit
9.    Mencuci lagi setiap sediaan dengan air mengalir, memiringkan sediaan untuk mengurangi air yang berlebih, mengeringkan di udara terbuka
10.                    Mengamati preparat di bawah mikroskop dengan pembesaran kuat (100x) untuk mencari adanya bakteri tahan asam (BTA)

Rabu, 23 Maret 2011

Mikrobiologi history

Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme.[1] Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Virus sering juga dimasukkan walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk hidup.[2]
Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi bidang yang sangat penting dalam biologi setelah Louis Pasteur dapat menjelaskan proses fermentasi anggur (wine) dan membuat serum rabies[2] Perkembangan biologi yang pesat pada abad ke-19 terutama dialami pada bidang ini dan memberikan landasan bagi terbukanya bidang penting lain: biokimia.
Penerapan mikrobiologi pada masa kini masuk berbagai bidang dan tidak dapat dipisahkan dari cabang lain karena diperlukan juga dalam bidang farmasi, kedokteran, pertanian, ilmu gizi, teknik kimia, bahkan hingga astrobiologi dan arkeologi.[1]

Era Robert Hooke dan Antoni van Leeuwenhoek

Robert Hooke (1635-1703) adalah matematikawan, sejarawan alam, dan ahli mikroskopi asal Inggris.[2] Dalam bukunya yang terkenal, Micrographia (1665), Hooke mengilustrasikan struktur badan buah dari suatu jenis kapang[2] Ini adalah deskripsi pertama tentang mikroorganisme yang dipublikasikan.[2]

Wajah Antoni van Leewenhoek diabadikan dalam prangko di Belanda pada tahun 1937
Orang pertama yang melihat bakteri adalah Antoni van Leeuwenhoek (1632-1723), seorang pembuat mikroskop amatir berkebangsaan Belanda.[2] Pada tahun 1684, van Leeuwenhoek menggunakan mikroskop yang sangat kecil hasil karyanya sendiri untuk mengamati berbagai mikroorganisme dalam bahan alam.[2] Mikroskop yang digunakan Leeuwenhoek kala itu berupa kaca pembesar tunggal berbentuk bikonveks dengan spesimen yang diletakkan di antara sudut apertura kecil pada penahan logam.[3] Alat itu dipegang dekat dengan mata dan objek yang ada di sisi lain lensa disesuaikan untuk mendapatkan fokus[3]. Dengan alat itulah, Leewenhoek mendapatkan kontras yang sesuai antara bakteri yang mengambang dengan latar belakang sehingga dapat dilihat dan dibedakan dengan jelas[3]. Beliau menemukan bakteri di tahun 1676 saat mempelajari infusi lada dan air (pepper-water infusion).[2]Van Leeuwenhoek melaporkan temuannya itu lewat surat pada Royal Society of London, yang dipublikasikan dalam bahasa Inggris pada tahun 1684.[2] Ilustrasi van Leewenhoek tentang mikroorganisme temuannya dikenal dengan nama "wee animalcules".[2]

 Era Pasteur


Skema percobaan Pasteur
Bertahun-tahun setelahnya, banyak observasi lain yang menegaskan hasil pengamatan van Leeuwenhoek, namun peningkatan tentang pemahaman sifat dan keuntungan mikroorganisme berjalan sangat lambat sampai 150 tahun berikutnya.[2] Baru di abad ke 19, yaitu setelah produksi mikroskop meningkat pesat, barulah keingintahuan manusia akan mikroorganisme mulai berkembang lagi.[2] Louis Pasteur dikenal luas karena teori Generatio Spontanea, organisme hidup berasal dari organisme hidup juga.[2] Percobaan Pasteur menggunakan kaldu yang disterilkan dan labu leher angsa membuktikan tentang adanya mikroorganisme.[2]

Era Robert Koch

Sejak abad ke-16, telah diketahui bahwa ada suatu agen penyebab penyakit yang dapat menularkan penyakit.[2] Setelah penemuannya, dipercaya bahwa mikroorganisme adalah agen yang dimaksud, namun belum ada pernah ada bukti.[2] Robert Koch (1842-1910), seorang dokter berkebangsaan Jerman adalah orang pertama yang menemukan konsep hubungan antara penyakit menular dan mikroorganisme dengan menyertakan bukti eksperimental.[4][2] Konsep yang dikemukan oleh Koch dikenal sebagai Postulat Koch dan kini menjadi standar emas penentuan penyakit menular. [2]

Era Mikrobiologi Umum

Mikrobiologi umum merujuk pada aspek mikrobiologi non medis.[2] Dua raksasa yang dikenal pada era ini adalah Beijerinck dan Winogradsky.[2] Keduanya memulai aspek mikrobiologi lingkungan [5]Martinus Beijerinck dan Teknik Kultur Pengkayaan
Martinus Beijerinck (1851-1931) adalah profesor berkebangsaan Belanda yang berkontribusi besar terhadap teknik kultur pengkayaan.[2] Pada teknik ini, mikroorganisme diisolasi dari alam dan ditumbuhkan di laboratorium dengan memanipulasi nutrisi dan kondisi inkubasinya.[2] Dengan menggunakan teknik ini, Beijerinck berhasil mengisolasi kultur murni berbagai mikroorganisme air dan tanah untuk pertama kalinya.[2]

Sergei Winogradsky dan Konsep Kemolitotrofi

Pekerjaan Sergei Winogradsky (1856-1953), asal Rusia, mirip dengan yang dilakukan Beijerinck, namun beliau mendalami bakteri yang terlibat dalam siklus nitrogen dan siklus sulfur.[2] Konsep kemolitotrofi yang dicetuskannya berkaitan dengan adanya hubungan antara oksidasi senyawa anorganik dengan konservasi energi.[2] Dengan menggunakan teknik pengkayaan, Winogradsky berhasil mengisioalsi bakteri pengikat nitrogen, Clostridium pasteurianum yang bersifat anaerob, dan sebagai cikal bakal konsep fiksasi nitrogen.[2]

 Mikrobiologi Modern


Seorang pekerja di laboratorium sedang mengamati pertumbuhan bakteri pada cawan petri
Memasuki abad ke-20, mulai berkembang dua cabang mikrobiologi yang masih saling berhubungan: mikrobiologi dasar (basic) dan mikrobiologi teraplikasi (applied).[2] Mikrobiologi dasar mengacu pada penemuan-penemuan baru di bidang ini.[2] Sedangkan mikrobiologi teraplikasi mengacu pada aspek pemecahan masalah (problem solving) yang berhubungan dengan bidang ini.[2] Sejak ditemukannya konsep tentang DNA maka bidang mikrobiologi pun memasuki era molekuler.[2] Keberhasilan sekuensing DNA berhasil mengungkap hubungan filogenetik (evolusi) di antara berbagai jenis bakteri.[2]

 Istilah yang dipakai pada anti mikroorganisme

Bakteriostatik : Kemampuan menghambat perkembangbiakan bakteri temporer. [6] Jadi pada saat zat ini tidak ada, bakteri dapat berkembangbiak kembali
Bakterisidal : Bahan kimia yang mematikan bakteri secara permanen. [6] Disinfektan : Bahan - bahan kimia yang digunakan untuk mematikan mikroorganisme patogen yang ada pada benda mati. [6]
Steril : Bebas dari kehidupan mikroorganisme patogen. [7] Septik : Adanya bakteri patogen di dalam jaringan hidup yang dalam suatu proses infeksi.[8]

 Mekanisme kerja dari zat anti mikroorganisme

  1. Perusakan DNA
  2. Denaturasi protein
  3. Gangguan pada gugus Sulfhidirl
  4. Antagonisme kimiawi
  5. perusakan pada dinding sel bakteri

Faktor - faktor yang memengaruhi resistensi mikroorganisme terhadap Zat - zat Antimikroorganisme

  1. Unsur - unsur Fisik, yang meliputi :
    1. Panas
    2. Penyinaran oleh sinar uv
    3. pendinginan pada suhu yang standar
  2. Unsur - unsur kimia, yang meliputi :
    1. Alkohol
    2. Ion logam berat
    3. Detergen
    4. Oksidator

Referensi

  1. ^ a b Madigan, MT. Brock Biology of Microorganisms (edisi ke-Edisi ke-12). San Francisco: Pearson Benjamin Cummings. hlm. hlm. 2. ISBN 9780321536150. 
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae Madigan et al. (2009) hlm. 10-22
  3. ^ a b c Cohen B (1937). "On Leeuwenhoek's Method of Seeing Bacteria" (pdf). J Bacteriol 34 (3): 343-346. http://jb.asm.org/cgi/reprint/34/3/343?maxtoshow=&hits=10&RESULTFORMAT=&fulltext=Robert+Hooke&searchid=1&FIRSTINDEX=0&resourcetype=HWCIT. 
  4. ^ Falkow S (1988). "Molecular Koch's postulates applied to microbial pathogenicity" (pdf). Reviews of Infectious Diseases 10: 5274. 
  5. ^ Pernthaler J (2005). "Fate of heterotrophic microbes in pelagic habitats: focus in populations" (pdf). Microbiol and Mol Biol Rev 69 (3): 449. doi:10.1128/MMBR.69.3.440–461.2005. 
  6. ^ a b c Lay, BW (1994). Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. hlm. hlm. 68. ISBN 9794213888. 
  7. ^ Merriam-Webster's Online Dictionary. "Sterile". Merriam-Webster, Incorporation. http://www.merriam-webster.com/dictionary/sterile. Diakses pada 10 Mei 2010.  }}
  8. ^ Balk RA (1989). "The septic syndrome, definition and clinical implications" (pdf). Crit Care Clin 5 (1): 1. 

 

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys