BAB I
Tujuan Praktikum
1.1 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum yang dilakukan adalah:
Untuk melihat morfologi (bentuk susunan) bakteri dengan menggunakan satu macam zat warna
BAB II
TEORI
2.1 Morfologi Kasar Bakteri
Sel bakteri amat beragam panjangnya; sel beberapa spesies dapat berukuran 100 kali lebih panjang daripada sel spesies yang lain.
2.1.1 Ukuran
Satuan ukuran bakteri ialah micrometer yang setara dengan 1/1000mm. bakteri yang paling umum dipelajari di dalam praktikum mikrobiologi dasar berukuran kira-kira 0,5 – 1 x 2 – 5 µm. sebagai contoh, bakteri stafilokokus dan streptokokus yang berbentuk bola mempunyai diameter yang berkisar dari 0,75 sampai 1,25 µm. bentuk batang yang berukuran rata-rata seperti bakteri tifoid dan disentri mempunyai lebar 0,5 – 1 µm dan panjang 2 – 3 µm. Sel beberapa spesies bakteri amat panjang; panjangnya dapat melebihi 100 µm dan diameternya berkisar daro 0,1 – 0,2 µm. sekelompok bakteri yang dikenal sebagai mikoplasma, ukurannya khas amat kecil – demikian kecilnya sehingga hamper-hampir tak tampak di bawah mikroskop cahaya. Mereka juga pleomorfik; yaitu morfologinya amat beragam. Ukurannya berkisar dari 0,1 – 0,3 µm.
Walaupun bakteri amat kecil ukurannya, namun dapat diukur dengan relative mudah serta tepat. Untuk tujuan ini, mikroskop dilengkapi dengan mikroskop ocular, suatu piringan yang diukir dengan garis-garis berjarak sama. Jarak antara garis-garis tersebut ditentukan sebelumnya dengan berpedomankan micrometer pentas, suatu alat yang berfungsi sebagai mistar pada kerja mikroskopis. Pemeriksaan bakteri melalui mikroskop yang dilengkapi mikroskop ocular akan menampakkan garis-garis yang sudah diketahui ukurannya di atas mikroorganisme yang diperiksa sedemikian rupa sehingga panjang dan lebar sel dapat ditentukan dengan mudah.
2.1.2 Bentuk
Sel-sel individu bakteri dapat berbetnuk seperti elips, bola, batang, atau spiral. Masing-masing cirri ini penting dalam mencirikan morfologi suatu spesies.
Sel bakteri yang berbentuk seperti bola atau elips dinamakan kokus. Kokus mucul dalam beberapa penataan yang khas tergantung pada spesiesnya. Sel berbentuk silindris atau batang dinamakan basilus. Ada banyak perbedaan dalam ukuran panjang dan lebar di antara berbagai spesies basilus. Ujung beberapa basilus tampak persegi, yang lain bundar, dan yang lain lagi meruncing atau lancip seperti ujung cerutu. Kadang-kadang basilus tetap saling melekat satu sama lainnya, ujung dengan ujung, sehingga memberikan penampilan rantai.
Bakteri berbentuk spiral terutama dijumpai sebagai individu-individu sel yang tidak saling melekat. Tercakup di dalam kelompok morfologis ini adalah spiroketa, beberapa diantaranya menyebabkan penyakit yang berbahaya bagi manusia. Individu-individu sel dari spesies yang berbeda-beda menunjukkan perbedaan-perbedaan yang mencolok dalam hal panjang, jumlah, dan amplitudo spiralnya serta kekakuan dinding selnya. Sebagai contoh, beberapa spirilum berukuran pendek, spiralnya berpilin ketat; yang lain sangat panjang dan menunjukkan sederetan pelintiran dan lengkungan. Spiral yang pendek dan tidak lengkap disebut sebagai bakteri koma, atau vibrio.
2.2.3 Penataan
Spesies-spesies tertentu bakteri menunjukkan adanya pola penataan sel, seperti berpasangan, gerombol, rantai atau filament.
Pola penataan bakteri berbentuk spiral
Pola Penataan Sel Bakteri Berbentuk Kokus
Pola Penataan Sel Bakteri Berbentuk Batang
Bakteri bersifat transparan dan berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Untuk mengetahui struktur, morfologi, dan sifat kimia bakteri, harus dilakukan pengecatan sel bakteri. Zat warna yang biasa dijadikan untuk mengecat bakteri adalah methylene blue, basic fuchsin, dan crystal violet. Zat warna ini menghasilkan ion warna (chromophore) yang bermuatan positif, sehingga bakteri yang bermuatan negative menarik chromophore kationik.
Terdapat dua jenis zat warna yaitu zat warna asam dan basa. Zat warna basa, contohnya methylene blue (methylene+ chloride) sedangkan zat warna asam yang mempunyaichromophore anionic seperti eosin(sodium+ eosinate). Zat warna ini tidak dapat dipakai untuk mengecat bakteri. Waktu pengecatan bakteri antara 30 detik – 2 menit, tergantung pada afinitas zat warna.
Beberapa pengecatan yang kita kenal ialah pengecatan tunggal atau sederhana dan pengecatan majemuk. Pengecatan tunggal ialah pengecatan yang menggunakan satu macam zat warna saja, misalnya fuchsin, crystal violet, atau methylene blue, sedangkan pengecatan majemuk ialah pengecatan yang menggunakan lebih dari satu macam zat warna. Dalam pengecatan majemuk kita kenal pengecatan Gram, Ziehl-Nielsen, Klein, Burn Gins, dan lain-lain. Pengecatan tunggal hanya bertujuan untuk melihat bentuk sel sedangkan pengecatan majemuk dapat membedakan karakteristik suatu morfologi.
Sebelum melakukan pengecatan bakteri, dibuat terlebih dahulu film di atas gelas objek dari suspense bakteri. Tujuan pembuatan film adalah mematikan sel bakteri dengan cepat tanpa merusak morfologinya dan melekatkan sel bakteri ke permukaan objek.
BAB III
Alat & Bahan
3.1 Alat dan Bahan
1. Biakan bakteri Azotobacter chroococcum & Bacillus subtilis
2. Zat warna carbol fuchsin/carbol gentian violet/methylene blue
3. Gelas objek, Ose, Lampu spiritus, Botol Semprot
4. Kertas saring
5. Minyak imersi
6. Mikroskop
BAB IV
Cara Kerja
4.1 Cara Kerja
Pelaksanaan praktikum ini meliputi dua langkah, yaitu pembuatan film dan pengecatan.
A. Pembuatan Film
Pembuatan film berperan penting dalam pengamatan morfologi. Bakteri yang terlalu bertumpuk atau terlalu tipis di atas gelas objek akan menghasilkan gambaran yang kurang jelas di bawah mikroskop.
Cara membuat film:
1. Bersihkan gelas objek dengan kapas beralkohol untuk menghasilkan lemak dan mikroba yang menempel, lalu keringkan di udara.
2. Buat lingkaran kecil di bagian bawah gelas objek untuk membatasi film dengan pensil gelas.
3. Ambil satu ose suspense bakteri secara aseptic, yaitu dengan membakar ose di atas lampu spiritus sampai memijar, kemudian dinginkan sebentar, lalu tempelkan pada bagian dalam dan tabung biakan sebelum mengambil suspense bakteri.
4. Buat film setipis mugnkin di atas gelas objek di dalam batasan lingkaran tadi.
5. Lakukan fiksasi dengan cara melakukan film langsung di atas api secara cepat dua sampai tiga kali. Maksudnya ialah untuk membunuh bakteri secara cepat sehingga tidak mengalami perubahan bentuk. Di samping itu fiksasi dapat melekatkan bakteri pada gelas objek.
Langkah-langkah pembuatan film di atas senantiasa dilakukan sebelum kita melakukan pengecatan.
B. Pengecatan:
1. Tambahkan salah satu zat warna di atas film dengan waktu yang sesuai, yaitu untuk carbol fuchsin 15 – 20” (detik), carbol geantin violet 30 – 45”, dan methylene blue 3- 5‘ (menit).
2. Buang zat warna tersebut lalu cuci dengan mengalirkan air menggunakan botol semprot untuk menghilangkan zat warna yang tidak terpakai,
3. Keringkan dengan kertas saring dengan cara ditempelkan perlahan ke atas film yang telah diwarnai. Jangan menggosok film tadi dengan kertas saring.
4. Tambahkan satu tetes minyak imersi
5. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran kuat (lensa objektif 100x)
6. Catat dan gambar morfologi bakteri.
BAB V
Hasil Pengamatan
Pengecatan tunggal
Spesies bakteri: Azotobacter chroococcum
Zat warna yang digunakan untuk pengecatan tunggal pada bakteri ini adalah fuchsin
Bakteri yang dilihat dengan mikroskop berwarna merah
Bentuk bakteri: kokus
Bakteri hasil praktikum Bakteri dari website
Spesies bakteri: Baccilus subtilis
Zat warna yang digunakan untuk pengecatan tunggal pada bakteri ini adalah carbol gentian violet
Bakteri yang dilihat dengan mikroskop berwarna ungu
Bentuk bakteri: basilus
Bakteri praktikum Bakteri dari website
Dari hasil pengamatan di atas bakteri Azotobacter chroococcum memiliki bentuk kokus setelah diamati dengan mikroskop. Jika diambil dari website, bakteri Azotobacter chroococcum juga memiliki bentuk kokus, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa bakteri Azotobacter chroococcum memiliki bentuk kokus.
Sedangkan dari hasil pengamatan bakteri Baccilus subtilis memiliki bentuk batang/basilus setelah diamati dengan mikroskop. Dibandingkan dengan yang diambil dari website, dapat dilihat bahwa bakteri Baccilus subtilis juga berbentuk batang/basilus sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa bakteri Baccilus subtilis memiliki bentuk batang.
Yang menjadi perbedaan di antara hasil pengamatan di praktikum dengan gambwr yang diambil dari website adalah warna bakteri. Hal ini dikarenakan penggunaan zat warna yang digunakan. Pada praktikum, bakteri Azotobacter chroococcum diberi pewarnaan dengan zat warna fuchsin sehingga pada saat diamati dengan mikroskop, warna bakteri tersebut adalah merah, karena zat warna fuchsin memberikan pengaruh warna merah pada proses pengecatan bakteri. Sedangkan dari gambar yang diambil dari website, warna bakteri adalah ungu, kemungkinan zat warna yang digunakan adalah carbol gentian violet.
Hal yang sama terjadi pada warna bakteri Baccilus subtilis hasil pengamatan di praktikum dan gambar yang diambil dari website. Warna bakteri hasil pengamatan di praktikum adalah ungu karena zat warna yang digunakan untuk pengecatan bakteri tersebut adalah carbol gentian violet. Seperti yang kita ketahui, zat warna carbol gentian violet akan memberikan pengaruh warna ungu pada proses pengecatan. Sedangkan warna bakteri pada gambar dari website adalah merah. Hal ini disebabkan penggunaan zat warna berbeda. Pada gambar website, zat warna pada bakteri yang digunakan fuchsin yang memberikan pengaruh warna merah pada proses pengecatan, sehingga bakteri tersebut berwarna merah.
Dari hasil pengamatan, dapat kita lihat pola penataan pada bakteri. Pada bakteriAzotobacter chroococcum, pola penataan dari hasil praktikum adalah diplokokus, karena bakteri-bakteri tersebut berpasangan, hal ini sama dengan gambar yang diambil dari website, pola penataannya juga diplokokus. Dapat kita dilihat pada gambar dibawah bagaimana pola penataan diplokokus (gambar 1). Sedangkan pada bakteri Baccilus subtilispola penataannya adalah rantai, karena bakteri tersebut berpasangan dan membentuk rantai. Sedangkan pada gambar yang diambil dari website, pola penataannya lebih mirip dengan pagar. Dapat dilihat pada gambar di bawah (gambar 2 dan 3) bagaimana pola penataan rantai dengan pagar pada bakteri berbentuk batang.
Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3
BAB VI
KESIMPULAN
Bakteri Azotobacter memiliki bentuk bulat, sedangkan bakteri Bacilluc subtilis memiliki bentuk batang. Pola penataan pada bakteri berbeda-beda, pada bentuk kokus pola penataan ada lima, yaitu diplokokus, streptokokus, tetrakokus, stafilokokus, dan sarsina. Sedangkan pada bakteri berbentuk batang, pola penataan ada tiga, yaitu berbentuk rantai, pagar, dan roset.