PENETAPAN
LEMAK KASAR DAN KOMPONEN LIPID (PENETAPAN LEMAK DENGAN METODE SOXHLET)
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Lemak
merupakan sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur
karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol,
vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K),
monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di
dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain. Lemak secara khusus menjadi sebutan
bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair,
yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa (Anonim 2010).
Mengekstraksi
lemak secara murni sangat sulit dilakukan, sebab pada waktu mengekstraksi
lemak, akan terekstraksi pula zat-zat yang larut dalam lemak seperti sterol,
phospholipid, asam lemak bebas, pigmen karotenoid, khlorofil, dan lain-lain.
Pelarut yang digunakan harus bebas dari air agar bahan-bahan yang larut dalam
air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak dan keaktifan pelarut tersebut
menjadi berkurang. Pelarut ini seperti dietil eter, hexana, benzena, dan
lain-lain.
Ada
dua kelompok umum untuk mengekstraksi lemak yaitu metode ekstraksi kering dan
metode ekstraksi basah. Metode kering pada ekstraksi lemak mempunyai prinsip
bahwa mengeluarkan lemak dan zat yang terlarut dalam lemak tersebut dari sampel
yang telah kering benar dengan menggunakan pelarut anyhidrous. Keuntungan dari
dari metode kering ini, praktikum menjadi amat sederhana, bersifat universal,
dan mempunyai ketepatan yang baik. Kelemahannya metode ini membutuhkan waktu
yang cukup lama, pelarut yang digunakan mudah terbakar dan adanya zat lain yang
ikut terekstrak sebagai lemak.
Prinsip
soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga
terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin
balik. Metode soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit
(efesiensi bahan) dan larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal
dalam labu, sehingga pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampel selalu
baru dan meningkatkan laju ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih cepat.
Kerugian metode ini ialah pelarut yang digunakan harus mudah menguap dan hanya
digunakan untuk ekstraksi senyawa yang tahan panas.
Tujuan
Tujuan
Praktikum penerapan
analisis lemak ini dilakukan untuk mengukur kadar lemak analisis metode soxhlet
.
METODOLOGI
Waktu
dan Tempat
Praktikum
penetapan lemak protein dilaksanakan hari Kamis tanggal 25 Maret 2010, jam
13.00 hingga 16.00 WIB. Pelaksanaan praktikum di Laboratorium Analisis Zat gizi
makro, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian
Bogor.
Alat
dan Bahan
Alat-alat
yang digunakan adalah bulp, pipa volumetrik, labu lemak,gelas ukur, soxhlet,
oven pemanas, timbangan elektronik, eksikator. Selanjutnya, bahan-bahan yang
digunakan adalah pelarut lemak (dietil eter, hexana, benzene), biskuit.
Prosedur
Kerja
Labu lemak disiapkan yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi soxhlet yang akan digunakan.
↓
Labu lemak kemudian dikeringkan dalam oven selama 30 menit
dalam suhu 1050 C dan didinginkan dalam eksikator selama 15 menit setelah itu ditimbang.
↓
Sampel ditimbang tepat 5 gram di dalam kertas saring yang sesuai ukurannya.
↓
Pelarut lemak dimasukkan kedalam labu lemak secukupnya.
↓
Kertas saring kemudian dimasukkan kedalam alat ekstraksi soxhlet.
↓
Labu lemak dipanaskan dan dilakukan ekstraksi selama 3-4 jam
↓
Setelah selesai, pelarut kemudian disuling kembali dan labu lemak diangkat dan dikeringkan dalam oven pada suhu 1050 C
↓
Labu lemak didinginkan dalam eksikator selama 20-30 menit kemudian ditimbang.
TINJAUAN PUSTAKA
Labu lemak disiapkan yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi soxhlet yang akan digunakan.
↓
Labu lemak kemudian dikeringkan dalam oven selama 30 menit
dalam suhu 1050 C dan didinginkan dalam eksikator selama 15 menit setelah itu ditimbang.
↓
Sampel ditimbang tepat 5 gram di dalam kertas saring yang sesuai ukurannya.
↓
Pelarut lemak dimasukkan kedalam labu lemak secukupnya.
↓
Kertas saring kemudian dimasukkan kedalam alat ekstraksi soxhlet.
↓
Labu lemak dipanaskan dan dilakukan ekstraksi selama 3-4 jam
↓
Setelah selesai, pelarut kemudian disuling kembali dan labu lemak diangkat dan dikeringkan dalam oven pada suhu 1050 C
↓
Labu lemak didinginkan dalam eksikator selama 20-30 menit kemudian ditimbang.
TINJAUAN PUSTAKA
Penetapan
Kadar Lemak
Lemak
merupakan sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur
karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam, sterol,
vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K),
monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di
dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain. Lemak secara khusus menjadi sebutan
bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat maupun cair,
yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa (Anonim 2010).
Dalam
analisis lemak, sulit untuk melakukan ekstraksi lemak secara murni. Hal itu
disebabkan pada waktu ekstraksi lemak dengan pelarut lemak, seperti
phospholipid, sterol, asam lemak bebas, pigmen karotenoid, dan klorofil. Oleh
karena itu, hasil analisis lemak ditetapkan sebagai lemak kasar. Terdapat dua
metode dalam penentukan kadar lemak suatu sampel, yaitu metode ekstraksi kering
(menggunakan soxhlet) dan metode ekstraksi basah. Selain itu, metode yang
digunakan dalam analisis kadar lemak dapat menggunakan metode weibull. Prinsip
kerja dari metode weubull adalah ekstraksi lemak dengan pelarut nonpolar setelah
sampel dihidrolisis dalam suasana asam untuk membebaskan lemak yang terikat
(Harper dkk 1979).
Prinsip
soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya
sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya
pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk atau granul anti-bumping, still
pot (wadah penyuling, bypass sidearm, thimble selulosa, extraction liquid,
syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion adapter, condenser (pendingin),
cooling water in, dan cooling water out.
Bahan yang akan diekstraksi ialah jagung, dedak, tepung ikan, pelet. Penentuan kadar lemak dengan pelarut organik, selain lemak juga terikut fosfolipida, sterol, asam lemak bebas, karotenoid, dan pigmen yang lain . Karena itu hasil ekstraksinya disebut lemak kasar (Darmasih 1997).
Bahan yang akan diekstraksi ialah jagung, dedak, tepung ikan, pelet. Penentuan kadar lemak dengan pelarut organik, selain lemak juga terikut fosfolipida, sterol, asam lemak bebas, karotenoid, dan pigmen yang lain . Karena itu hasil ekstraksinya disebut lemak kasar (Darmasih 1997).
Mekanisme
Kerja
Sampel
yang sudah dihaluskan, ditimbang 5-10 gram dan kemudian dibungkus atau
ditempatkan dalam thimble (selongsong tempat sampel), di atas sample ditutup
dengan kapas. Pelarut yang digunakan adalah petroleum spiritus dengan titik
didih 60-80°C. Selanjutnya labu kosong diisi butir batu didih. Fungsi batu
didih ialah untuk meratakan panas. Setelah dikeringkan dan didinginkan, labu
diisi dengan petroleum spiritus 60-80°C sebanyak 175 ml. Digunakan petroleum
spiritus karena kelarutan lemak pada pelarut organik.
Thimble
yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet. Soxhlet disambungkan
dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor. Alat
pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat
ekstraksi lemak mulai dipanaskan.
Ketika
pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soxhlet menuju ke pipa pendingin. Air
dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondenser mengembunkan uap pelarut sehingga
kembali ke fase cair, kemudian menetes ke thimble. Pelarut melarutkan lemak
dalam thimble, larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya
telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari
pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks. Proses ekstraksi lemak
kasar dilakukan selama 6 jam. Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan
lemak dipisahkan melalui proses penyulingan dan dikeringkan (Darmasih 1997).
Dasar
Pemilihan Metode, Keuntungan dan Kerugian Metode Soxhlet
Bahan
terekstrak yang diperoleh dari kedua cara ekstraksi semakin tinggi dengan
semakin polarnya pelarut. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa yang bisa
terekstrak dalam gambir bersifat polar. Bahan terekstrak paling tinggi dalam
hal ini diperoleh dengan menggunakan pelarut campuran etanol dan air pada
perbandingan 1:1 (84,77 % (b/b) pada cara maserasi dan 87,69 % (b/b) pada cara
Soxhlet).
Ekstraksi
dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang lebih tinggi karena pada cara ini
digunakan pemanasan yang diduga memperbaiki kelarutan ekstrak. Dibandingkan
dengan cara maserasi, ekstraksi dengan Soxhlet memberikan hasil ekstrak yang
lebih tinggi. Makin polar pelarut, bahan terekstrak yang dihasilkan tidak
berbeda untuk kedua macam cara ekstraksi. Fenolat total yang tertinggi
didapatkan pada proses ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat. Sifat
antibakteri tertinggi terjadi pada ekstrak yang diperoleh dari ekstraksi
menggunakan pelarut etil asetat untuk ketiga macam bakteri uji Gram-positif.
Semua ekstrak tidak menunjukkan daya hambat yang berarti pada semua bakteri uji
Gram-negatif (Whitaker 1915).
Biskuit ‘Monde Milk Marie’
Biskuit ‘Monde Milk Marie’
Biskuit
adalah produk makanan kecil yang renyah yang dibuat dengan cara dipanggang.
Ciri-ciri dari biskuit diantaranya, renyah dan kering, bentuk umumnya kecil,
tipis dan rata (Anonim 2010).
Biskuit
merupakan produk makanan yang dibuat dari bahan dasar terigu yang dipanggang
hingga kadar air kurang dari 5 persen. Biasanya resep produk ini diperkaya
dengan lemak dan gula.Biskuit keras adalah jenis biscuit manis yang dibuat dari
adonan keras, berbentuk pipih, bila dipatahkan penampang potongannya bertekstur
padat, dapat berkadar lemak tinggi maupun rendah (Anonim 2006).
Bahan
dasar Biskuit Monde Milk Marie adalah tepung terigu dan susu bubuk. Dengan
demikian, biskuit ini kaya akan kalsium dan vitamin D untuk membantu
pembentukan tulang yang kuat. Selain itu, biskuit ini kaya akan kandungan gizi
lainnya, diantaranya lemak, protein, karbohidrat, dan mineral (Nutrition Fact).
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada
praktikum ini dilakukan penetapan kadar lemak pada berbagai jenis biskuit yang
ada di pasaran dengan menggunakan metode soxhlet (metode ekstraksi kering).
Jenis biskuit yang digunakan pada percobaan ini adalah monde milk marie.
Penetapan
kadar lemak pada biskuit tersebut dengan metode soxhlet ini dilakukan dengan
cara mengeluarkan lemak dari biskuit dengan pelarut anhydrous. Pelarut
anhydrous merupakan pelarut yang benar-benar bebas air. Hal tersebut bertujuan
supaya bahan-bahan ynag larut air tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak
serta keaktifan pelarut tersebut tidak berkurang. Sampel yang sudah dihaluskan,
ditimbang 5-10 gram dan kemudian dibungkus atau ditempatkan dalam thimble
(selongsong tempat sampel), di atas sample ditutup dengan kapas. Selanjutnya
labu kosong diisi butir batu didih. Fungsi batu didih ialah untuk meratakan
panas. Setelah dikeringkan dan didinginkan, labu diisi dengan pelarut
anhydrous.
Thimble
yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet. Soxhlet disambungkan
dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor. Alat
pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat
ekstraksi lemak mulai dipanaskan .
Ketika
pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soxhlet menuju ke pipa pendingin. Air
dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondenser mengembunkan uap pelarut
sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke thimble. Pelarut melarutkan
lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya
telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari
pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks. Proses ekstraksi lemak
kasar dilakukan selama 6 jam. Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan
lemak dipisahkan melalui proses penyulingan dan dikeringkan (Darmasih 1997).
Pada
percobaan ini, biskuit yang telah dihaluskan sebanyak ± 5 gram dibungkus dengan
kertas saring lalu dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet. Alat ekstraksi
soxhlet tersebut dihubungkan dengan kondensor dan labu lemak yang telah diisi
dengan pelarut lemak. Penentuan kadar lemak pada biskuit tersebut dilakukan
selama ± 3 jam. Hasil dari percobaan ini diperoleh persentasi kadar lemak
sebesar 258 %.
Hasil
yang diperoleh dari praktikum ini adalah kadar lemak dari masing-masing sampel
yang didapatkan melalui rumus. Kadar lemak diperoleh melalui selisih berat labu
lemak akhir dengan berat labu lemak awal, dibagi dengan berat sampel, kemudian
dikalikan 100%. Hasil perhitungan masing-masing sampel dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 1 Penetapan kadar
lemak pada biskuit
Kelompok Sampel Labu Berat sampel Berat labu + lemak (g) Kadar lemak
Berat (g) Kode
1 Nissin crackers 39,5971 60 5,0065 37,7083 -37,73%
2 Square stuff 59,2169 C9 5,0466 40,4979 -370%
3 Roma sari gandum 51,8791 2 5,0604 60,4963 170%
4 Oops butter crackers 57,8971 1 5,0028 58,3586 9,22%
5 Monde milk marie 39,3917 3 5,0389 52,3516 257,2%
6 Biskuat susu 36,6286 15 5,0880 40,4476 75,06%
Kelompok Sampel Labu Berat sampel Berat labu + lemak (g) Kadar lemak
Berat (g) Kode
1 Nissin crackers 39,5971 60 5,0065 37,7083 -37,73%
2 Square stuff 59,2169 C9 5,0466 40,4979 -370%
3 Roma sari gandum 51,8791 2 5,0604 60,4963 170%
4 Oops butter crackers 57,8971 1 5,0028 58,3586 9,22%
5 Monde milk marie 39,3917 3 5,0389 52,3516 257,2%
6 Biskuat susu 36,6286 15 5,0880 40,4476 75,06%
Berdasarkan
tabel diatas biskuit Nissin Crackers memiliki kadar lemak sebesar -37,73%.
Kemudian biskuit Square Stuff memiliki kadar lemak sebesar. Selanjutnya biskuit
Roma Sari Gandum memiliki kadar lemak sebesar 170%. Biskuit Oops Butter
Crackers memiliki kadar lemak sebesar 9,22%. Biskuit Monde Milkmarie memiliki
kadar lemak sebesar 257,2%. Selanjutnya biskuit Biskuat Susu Memiliki kadar
lemak sebesar 75,06%. %. Urutan biskuit dengan kadar lemak tertinggi hingga
biskuit dengan kadar lemak terendah dapat dilihat melalui tabel di bawah ini
Tabel
2 Pengurutan contoh biskuit dengan kadar lemak tertinggi hingga kadar lemak
terendah
No. Kelompok Sampel
biskuit Kadar lemak
1 2 Square stuff -370%
2 1 Nissin crackers -37,73%
3 4 Oops butter crackers 9,22%
4 6 Biskuat susu 75,06%
5 3 Roma sari gandum 170%
6 5 Monde milk marie 257,2
1 2 Square stuff -370%
2 1 Nissin crackers -37,73%
3 4 Oops butter crackers 9,22%
4 6 Biskuat susu 75,06%
5 3 Roma sari gandum 170%
6 5 Monde milk marie 257,2
Berdasarkan
hasil yang telah dihitung kadar lemaknya, maka dapat diketahui biskuit Monde
Milk Marie adalah biskuit yang memiliki kadar lemak yang tertinggi. Biskuit
dengan kadar lemak terendah adalah biskuit Square Stuff.
Selanjutnya
biscuit yang telah diuji kadar lemaknya dibandingkan dengan nutrition fact yang
terdapat pada bungkus biscuit tersebut. Berdasarkan tabel nutrition fact yang
terdapat pada kemasan Biskuit Monde Milk Marie disebutkan bahwa persentase
kadar lemak total setiap satu porsi makan (5 gram) adalah 5%. Dengan demikian,
kadar lemak pada biskuit yang diperoleh dari percobaan ini tidak sesuai dengan
literatur karena persentase kadar lemak biskuit hasil percobaan tersebut jauh
lebih tinggi dari persentase kadar lemak pada literatur.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi,
kuantitas pelarut, suhu pelarut, tipe pelarut (Lucas dkk 1949). Berdasarkan
literatur tersebut, kesalahan pada percobaan ini dapat disebabkan karena ketidaktepatan
faktor-faktor tersebut, misalnya pada percobaan ini ekstraksi baru mulai
setelah proses ekstraksi berjalan selama ± 2 jam. Kesalahan tersebut termasuk
kesalahan waktu ekstraksi. Selain itu, kuantitas pelarut yang digunakan tidak
tepat sehingga dapat mempengaruhi jumlah kadar lemak yang terekstraksi.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan
Menentukan
persen kadar lemak yang terkandung dalam suatu bahan dapat dilakukan dengan
cara menghitung selisih berat labu lemak akhir dengan berat labu lemak awal,
dibagi dengan berat sampel, kemudian dikalikan 100%. Berdasarkan tabel
nutrition fact yang terdapat pada kemasan Biskuit Monde Milk Marie disebutkan
bahwa persentase kadar lemak total setiap satu porsi makan (5 gram) adalah 5%.
Dengan demikian, kadar lemak pada biskuit yang diperoleh dari percobaan ini
tidak sesuai dengan literatur karena persentase kadar lemak biskuit hasil
percobaan tersebut jauh lebih tinggi dari persentase kadar lemak pada
literatur.
Saran
Saran
Setelah
melakukan praktikum penetapan kadar lemak dengan metode soxhlet, praktikan
diharapkan mampu menentukan kadar lemak suatu bahan makanan secara kasar. Dalam
menentukan penetapan kadar lemak ini, sebaiknya praktikan lebih cermat dalam
melakukan langkah-langkah percobaan seperti penimbangan labu lemak awal dan
labu lemak akhir agar tidak terjadi kesalahan yang akan berpengaruh pada perhitungan
kadar lemak sampel.
LAMPIRAN
Gambar 1 Soxhlet
Tabel 1 Penetapan kadar lemak pada biskuit
Kelompok Sampel Labu Berat sampel Berat labu + lemak (g) Kadar lemak
Berat (g) Kode
1 Nissin crackers 39,5971 60 5,0065 37,7083 -37,73%
2 Square stuff 59,2169 C9 5,0466 40,4979 -370%
3 Roma sari gandum 51,8791 2 5,0604 60,4963 170%
4 Oops butter crackers 57,8971 1 5,0028 58,3586 9,22%
5 Monde milk marie 39,3917 3 5,0389 52,3516 257,2%
6 Biskuat susu 36,6286 15 5,0880 40,4476 75,06%
Tabel 2 Pengurutan contoh biskuit dengan kadar lemak tertinggi hingga kadar lemak terendah
No. Kelompok Sampel biskuit Kadar lemak
1 2 Square stuff -370%
2 1 Nissin crackers -37,73%
3 4 Oops butter crackers 9,22%
4 6 Biskuat susu 75,06%
5 3 Roma sari gandum 170%
6 5 Monde milk marie 257,2%
Contoh perhitungan
% Kadar lemak = (berat labu akhir –berat labu awal )/(berat sampel) × 100%
% Kadar protein kelompok 1 = (37,7083 -39,5971 )/5,0065 × 100% = -37,73%
% Kadar protein kelompok 2 = (40,4979 -59,2169 )/5,0466 × 100% = -370%
% Kadar protein kelompok 3 = (60,4963 -51,8791 )/5,0604 × 100% = 170%
% Kadar protein kelompok 4 = (58,3586-57,8971 )/5,0028 × 100% = 9,22%
% Kadar protein kelompok 5 = (52,3516-39,3971 )/5,0389 × 100% = 257,2%
% Kadar protein kelompok 6 = (40,4476-36,6286 )/5,0880 × 100% = 75,06%
Gambar 1 Soxhlet
Tabel 1 Penetapan kadar lemak pada biskuit
Kelompok Sampel Labu Berat sampel Berat labu + lemak (g) Kadar lemak
Berat (g) Kode
1 Nissin crackers 39,5971 60 5,0065 37,7083 -37,73%
2 Square stuff 59,2169 C9 5,0466 40,4979 -370%
3 Roma sari gandum 51,8791 2 5,0604 60,4963 170%
4 Oops butter crackers 57,8971 1 5,0028 58,3586 9,22%
5 Monde milk marie 39,3917 3 5,0389 52,3516 257,2%
6 Biskuat susu 36,6286 15 5,0880 40,4476 75,06%
Tabel 2 Pengurutan contoh biskuit dengan kadar lemak tertinggi hingga kadar lemak terendah
No. Kelompok Sampel biskuit Kadar lemak
1 2 Square stuff -370%
2 1 Nissin crackers -37,73%
3 4 Oops butter crackers 9,22%
4 6 Biskuat susu 75,06%
5 3 Roma sari gandum 170%
6 5 Monde milk marie 257,2%
Contoh perhitungan
% Kadar lemak = (berat labu akhir –berat labu awal )/(berat sampel) × 100%
% Kadar protein kelompok 1 = (37,7083 -39,5971 )/5,0065 × 100% = -37,73%
% Kadar protein kelompok 2 = (40,4979 -59,2169 )/5,0466 × 100% = -370%
% Kadar protein kelompok 3 = (60,4963 -51,8791 )/5,0604 × 100% = 170%
% Kadar protein kelompok 4 = (58,3586-57,8971 )/5,0028 × 100% = 9,22%
% Kadar protein kelompok 5 = (52,3516-39,3971 )/5,0389 × 100% = 257,2%
% Kadar protein kelompok 6 = (40,4476-36,6286 )/5,0880 × 100% = 75,06%
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2006. Mengenal Jenis Biskuit. www.ebookpangan.com [28 Maret 2010].
Anonim.
2010. Biskuit. www.wikipedia.org [28 Maret 2010].
Anonim.
2010. Lemak. www.wikipedia.org [28 Maret 2010].
Darmasih.
1997. Prinsip Soxhlet. peternakan.litbang.deptan.go.id/user/ptek97-24.pdf.
[28 Maret 2010]
Harper,
V. W Rodwell, P. A Mayes. 1979. Biokimia. Jakarta: Penerbit EGC.
Lucas,
Howard J, David Pressman. 1949. Principles and Practice In Organic Chemistry.
New York: John Wiley and Sons, Inc.
Whitaker, M.C. 1915.
The Journal of Industrial and Engineering Chemistry. Easton: Eschenbach
Printing Company.
http://resepcarapembuatanpengolahanhasilkue.blogspot.com/2010/11/penetapan-lemak-kasar-dan-komponen.html
http://resepcarapembuatanpengolahanhasilkue.blogspot.com/2010/11/penetapan-lemak-kasar-dan-komponen.html
0 komentar:
Posting Komentar