Kamis, 16 Juni 2011

pencegahan penyakit anthrax

Tindakan-tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Hewan-hewan yang menderita Anthrax harus diasingkan sedemikian rupa sehingga tidak dapat kontak dengan hewan-hewan lain. Pengasingan tersebut sedapat mungkin dikandang atau ditempat di mana hewan tersebut didapati sakit. Di dekat tempat itu digali lubang sedalam 2-2 ¾Âmeter, untuk menampung sisa makanan dan tinja dari kandang hewan yang sakit.
b. Setelah penderita mati, sembuh atau setelah lubang itu terisi sampai 60 cm, lubang itu dipenuhi dengan tanah yang segar.
c. Dilarang menyembelih hewan-hewan yang sakit.
d. Hewan-hewan tersangka tidak boleh meninggalkan halaman di mana ia berdiam sedangkan hewan-hewan yang lain tidak boleh dibawa ke tempat itu.
e. Jika diantara hewan-hewan yang tersangka tersebut timbul gejala-gejala penyakit, maka hewan-hewan yang tersangka tersebut timbul gejala-gejala penyakit, maka hewan-hewan yang sakit tersebut diasingkan menurut cara seperti ditentukan di dalam a.
f. Jika diantara hewan-hewan yang tersangka dalam waktu 14 hari tidak ada yang sakit, hewan-hewan tersebut dibebaskan kembali.
g. Di pintu-pintu yang menuju halaman, dimana hewan-hewan yang sakit atau tersangka sakit diasingkan dipasang papan bertuliskan űenyakit Hewan Menular Anthrax¡¦disertai nama penyakit yang dimengerti daerah itu.
h. Bangkai hewan yang mati karena Anthrax harus segera dibinasakan dengan dibakar habis atau dikubur dalam-dalam.
i. Setelah penderita mati atau sembuh kandang dan semua perlengkapan yang tercemar harus dihapus hamakan.
j. Kandang dari bambu atau alang-alang dan semua alat-alat yang tidak dapat didesinfeksi, harus dibakar.
k. Dalam suatu daerah, penyakit dianggap telah berlalu setelah lewat masa 14 hari sejak matinya atau sembuhnya penderita terakhir.
l. Untuk mencegah perluasan penyakit melalui serangga, dipakai obat-obat pembunuh serangga.
m. Hewan yang mati karena Anthrax dicegah agar tidak dimakan oleh hewan pemakan bangkai.
n. Tindakan sanitasi umum terhadap orang yang kontak dengan hewan penderita penyakit dan untuk mencegah perluasan penyakit.

Anthrax bentuk perakut gejala penyakit sangat mendadak dan segera terjadi kematian karena ada pendarahan otak. Gejala tersebut berupa sesak nafas, gemetar, kemudian hewan rebah. Pada beberapa kasus menunjukkan gejala kejang. Pada sapi, domba dan kambing, mungkin terjadi kematian tanpa menunjukkan gejala-gejala penyakit sebelumnya.
Anthrax bentuk akut pada sapi, kuda dan domba, gejala-gejala penyakitnya mula-mula demam, penderita gelisa, kemudian depresi, sopor, pernafasan susah, detak jantung frekuen dan lemah, kejang dan penderita segera mati. Selama penyakit berlangsung, demamnya dapat mencapai 41,5 0C, ruminasi berhenti, produksi susu berkurang, pada ternak yang sedang bunting mungkin terjadi keguguran. Dari lubang-lubang kumlah mungkin keluar ekskreta berdarah. Gejala Anthrax akut pada kuda dapat berupa demam, kedinginan, kolik yang berat, tidak ada nafsu makan, depresi hebat, otot-otot lemah, mencret berdarah, bengkak di daerah leher, dada, perut bagian bawah dan dibagian kelamin luar.
Anthrax bentuk kronis biasanya terdapat pada babi, tetapi kadang-kadang juga terdapat pada sapi, kuda dan anjing dengan lesi-lesi lokal yang terbatas pada lidah dan tenggorokan. Pada satu kelompok babi yang mendapat infeksi, beberapa babi diantaranya mungkin mati karena Anthrax akut tanpa menunjukkan gejala penyakit sebelumnya. Beberapa babi yang lain menunjukkan pembengkakan yang cepat pada tenggorokan, yang pada beberapa kasus menyebabkan kematian karena lemas. Kebanyakan babi didalam kelompok tersebut menderita Anthrax kronis yang ringan, yang berangsur-angsur akan sembuh. Bila babi tersebut disembelih, pada kelanjar limfa servikal dan tonsil terdapat infeksi Anthrax.
Anthrax kutan ditandai dengan pembengkakan di macam-macam tempat di bagian tubuh. Terdapat pada sapi dan kuda, bila luka-luka atau lecet-lecet kulit dicemari oleh kuman Anthrax.
Gambaran klinik sebagai tersebut di atas berbeda-beda, bergantung pada perluasan penyakit dan jenis hewan yang terkena.

  • Pada kuda Anthrax biasanya menyebabkan kolik, mungkin karena torsil intestinal atau invaginasi, tidak disertai akumulasi tinja dan gas. Sering juga disertai busung di daerah leher, dada, bahu dan pharynx. Busung tersebut berbeda dengan pembengkakan yang disebabkan oleh purpura hemorrhagica, karena perkembangannya cepat, ada rasa nyeri, demam tinggi dan perbedaan lokalisasinya. Gejala gelisah jarang terdapat tetapi selalu mengalami sesak nafas dan kebiruan. Penyakit tersebut biasanya berakhir 8-36 jam, atau kadang-kadang sampai 3-8 hari. 

  • Pada sapi, gejala-gejala permulaan kurang jelas kecuali demam tinggi sampai 42 oC. biasanya sapi-sapi tersebut terus digembalakan atau dikerjakan. Dalam keadaan serupa itu sapi dapat mendadak mati dikandang, dipadang gembalaan atau saat sedang dipekerjakan. 
Penyakit ini ditandai dengan gelisah, waktu sedang menguyah menanduk benda-benda keras, kemudian dapat diikuti oleh gejala-gejala penyakit umum seperti hewan menjadi lemah, panas, tubuh tidak merata, paha gemetar, rasa nyeri meliputi pinggang, perut atau seluruh badan. Nafsu makan tidak ada. Sekresi susu dan ruminasi berhenti. Perut agak kembung. Pada puncak penyakit darah keluar melalui dubur, mulut lubang hidung dan kemihnya bercampur darah. Pada beberapa kasus terdapat bungkul-bungkul keras berisi cairan jernih atau nanah, pada selaput lendir mulut terdapat bercak-bercak, lidah bengkak dan kebiruan, serta ludah keluar dari mulut. Kadang-kadang terdapat Anthrax pharyngeal primer.
Gejala-gejala umum Anthrax berupa pembengkakan didaerah leher, dada, sisi lambung, pinggang, dan alat kelamin luar. Pembengkakan tersebut berkembang dengan cepat dan meluas, bila diraba-raba panas, konsistensinya lembik atau keras, sedang kulit didaerah tersebet normal atau terdapat luka yang mengeluarkan eksudat cair yang berwarna kuning muda. Pembengkakan pada leher sering melanjut menyebabkan pharyngtis dan busung glottis, menyebabkan sesak nafas yang memberatkan penyakit. Pada selaput lendir rektum terdapat pembengkakan berupa bungkul-bungkul. Pembengkakan serupa itu juga dapat terjadi karena infeksi pada waktu eksplorasi rektal atau pengosongan isi usus.
Pada beberapa kasus terjadi buang air sukar dan nyeri, tinja bercampur darah, yang berwarna merah hitam dan jaringan nekrotik yang mengelupas. Kadang-kadang terdapat penyembulan rektum. Daerah perineum bengkak. Selaput lendir panas. Pada selaput lendir panas. Pada selaput lendir vagina sering terdapat busung gelatin.
Anthrax kulit primer maupun sekunder jarang terdapat. Penyakit ini biasanya berakhir setelah 10-36 jam, kadang-kadang sampai 2-5 hari.
Anthrax kronis dapat pula terjadi pada sapi yang berlangsung selama 2-3 bulan. Hewan-hewan yang menderita penyakit akan menjadi kurus dengan cepat.
  • Pada domba dan kambing, biasanya bentuk perakut dengan perubahan-perubahan apopleksi serebral, hewan-hewan yang terserang tiba-tiba pusing, berputar-putar, gigi gemetar dan mati hanya dalam beberapa menit setelah darah keluar dari lubang-lubang tubuh. Pada kasus yang kurang cepat, penyakit tersebut hanya berlangsung selama beberapa jam, dengan tanda-tanda : gelisah, berputar-putar, respirasi berat dan cepat, jantung berdebar-debar, tinja dan kemihnya berdarah. Ludah keluar dari mulut dan terjadi konvulsi. Busung dan enteritis jarang terdapat. 
  • Pada babi, gejala penyakitnya berupa demam dan pharyngtis dengan pembengkakan didaerah subparotidea dan larynx yang berlangsung cepat (Anthraxangana). Pembengkakan tersebut dapat meluas dari leher sampai dahi muka dan dada, menyebabkan kesulitan makan dan bernafas. Selaput lendir kebiruan, pada kulit terdapat noda-noda merah, mencret, disfagia, muntah dan sesak nafas menyebabkan hewan mati lemas.  Pada kasus tanpa pembengkakan leher, gejala penyakitnya mungkin hanya berupa lemah, tidak ada nafsu makan dan menyedirikan. Pada Anthrax lokal atau kronis, hewannya sering tampak normal. 
  • Pada anjing dan pemakan daging ( carnivora ) lainnya, gejala penyakit berupa gastroenteritis dan pharyngitis, tetapi kadang-kadang hanya demam. Setelah makan daging yang mengandung kuman Anthrax, bibir dan lidah menjadi bengkak, atau timbul bungkul-bungkul pada rahang atas. Kadang-kadang dapat terjadi infeksi umum melalui erosi pada selaput lendir kerongkongan. 
  • Pada manusia, sering ditemukan bentuk ( kutan ) serangannya bersifat lokal, dapat juga disebut Anthrax lokal. Pada luka tersebut terjadi rasa nyeri, yang diikuti dengan pembentukan bungkul merah pucat ( karbongkel ) yang berkembang jadi kehitaman dengan cairan bening berwarna merah. Bila pecah akan meninggalkanjaringan nekrotik. Bungkul berikutnya muncul berdekatan. Jaringan sekitarnya tegang, bengkak dengan warna merah tua pada kulit sekitarnya. Bila dalam waktu bersamaan gejala demam muncul, infeksi menjadi umum ( generalis ) dan pasien mati karena septisemi. 
Bentuk usus ( intestinal ) sering disertai haemoragik, kenyerian yang sangat didaerah peryt, muntah-muntah, kaku dan berakhir dengan kolaps dan mati.
Pada bentuk infeksi lewat pernafasan, terjadi pleuritis dan broncho-pneumoni.
Bentuk gabungan juga bisa terjadi. Setelah infeksi usus kemudian muncul kebengkakan bersifat busung di bagian tubuh yang lain.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys